Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kupang, menemukan satu jenis malaria dari Afrika Selatan yang masuk ke ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui salah seorang pengidap asal Cimahi, Jawa Barat yang bertugas di Kupang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kupang Sri Wahyuningsih kepada wartawan di Kupang, Senin (22/7)  mengemukakan bahwa malaria impor itu diderita oleh Garanta berusia 54 tahun, warga Cimahi, Jawa Barat yang bertugas di Kupang," katanya.

Plasmodium malaria itu, kata dia, diderita oleh Garanta setelah sebelumnya yang bersangkutan sempat bertugas di daerah endemis malaria di Kota Bangui, Afrika Selatan. "Kami menduga Garanta digigit nyamuk saat sedang bertugas di Bangui, dan baru ketahuan saat dirinya tiba di Kupang dan dirawat di RS," katanya.

Ia menambahkan bahwa Garanta sempat dirawat di RS WIrasakti Kupang, dan dari hasil pemeriksaan laboratorium, Garanta positif terkena  malaria falsifarum plasmodium (plasmodium falciparum/PF).

Plasmodium falciparum adalah Anopheles betina. P. falciparum menyebabkan infeksi paling berbahaya dan memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi.

"Gejala malaria falciparum timbul antara 9-30 hari setelah terinfeksi yakni demam, menggigil dan sakit kepala," katanya. Namun, Garanta telah diberikan terapi kombinasi berbasis artemisinin (artemisini-based combination therapy (ACT) sebanyak empat tablet dan primaquine sebanyak tiga tablet.

"Syukurnya saat ini pasien telah kembali ke daerahya di Cimahi, Jawa Barat untuk istirahat," demikian Sri Wahyuningsih .

Baca juga: Kota Kupang bebas penyakit malaria
Baca juga: NTT Bentuk Komisi Ahli Malaria

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024