Kupang (ANTARA) - Akademisi Universitas Nusa Cendana Kupang Prof Dr Aloysius Liliweri mengatakan usulan hak inisiatif DPRD Provinsi NTT periode 2019 sampai dengan 2024 harus lebih pada hal-hal mendesak demi masyarakat jika ingin mengimbangi kekuatan eksekutif di bawah kendali Gubenur NTT Viktor B Laiskodat.
"Jika ingin mengimbangi kekuatan eksekutif Gubernur NTT, anggota DPRD Provinsi NTT ketika menggunakan hak inisiatif harus lebih pada konsep-konsep yang luar biasa, sesuai dengan program-program Pemprov NTT," katanya kepada ANTARA di Kupang, Senin (29/7).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan harapan dari para akademisi di NTT terhadap anggota parlemen di provinsi berbasis kepulauan itu yang saat ini masih menunggu SK pengesahan dari Menteri Dalam Negeri.
Menurut dia, Gubernur Viktor adalah seorang yang berkarakter keras. Di samping itu, mempunyai pikiran yang luar biasa dalam membangun NTT serta seorang pekerja keras.
Oleh karena itu, lanjut dia, DPRD juga harus mempunyai pikiran yang luar biasa. Artinya, jika mengajukan usulan anggaran inisiatif DPRD harus melihat hal-hal yang memang sangat dibutuhkan. "Saya kasih contoh soal Jembatan Palmerah di Flores Timur, itu 'kan tak disetujui oleh Gubernur NTT, karena memang tidak terlalu mendesak," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT tinjau kesiapan panen garam di Nunkurus
Hal yang mendesak saat ini, lanjut Aloysius yang juga pakar komunikasi itu, seperti pertanian, industri tenun, dan minuman beralkohol tradisional yang semuanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Saya rasa mereka (anggota DPRD) harus bisa melihat peluang-peluang itu. Intinya kalau tidak penting-penting sekali buat apa DPRD harus keluarkan uang," tuturnya.
Profesor Alo juga menilai bahwa Gubernur NTT adalah seorang yang punya pemikiran prioritas. Oleh karena itu, anggota DPRD juga bisa melihat hal tersebut.
Baca juga: Kata Gubernur Laiskodat, garam dari NTT bisa kurangi desifit perdagangan
Baca juga: Gubernur Laiskodat bantu mesin produksi Sopiah, miras khas NTT
"Jika ingin mengimbangi kekuatan eksekutif Gubernur NTT, anggota DPRD Provinsi NTT ketika menggunakan hak inisiatif harus lebih pada konsep-konsep yang luar biasa, sesuai dengan program-program Pemprov NTT," katanya kepada ANTARA di Kupang, Senin (29/7).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan harapan dari para akademisi di NTT terhadap anggota parlemen di provinsi berbasis kepulauan itu yang saat ini masih menunggu SK pengesahan dari Menteri Dalam Negeri.
Menurut dia, Gubernur Viktor adalah seorang yang berkarakter keras. Di samping itu, mempunyai pikiran yang luar biasa dalam membangun NTT serta seorang pekerja keras.
Oleh karena itu, lanjut dia, DPRD juga harus mempunyai pikiran yang luar biasa. Artinya, jika mengajukan usulan anggaran inisiatif DPRD harus melihat hal-hal yang memang sangat dibutuhkan. "Saya kasih contoh soal Jembatan Palmerah di Flores Timur, itu 'kan tak disetujui oleh Gubernur NTT, karena memang tidak terlalu mendesak," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT tinjau kesiapan panen garam di Nunkurus
Hal yang mendesak saat ini, lanjut Aloysius yang juga pakar komunikasi itu, seperti pertanian, industri tenun, dan minuman beralkohol tradisional yang semuanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Saya rasa mereka (anggota DPRD) harus bisa melihat peluang-peluang itu. Intinya kalau tidak penting-penting sekali buat apa DPRD harus keluarkan uang," tuturnya.
Profesor Alo juga menilai bahwa Gubernur NTT adalah seorang yang punya pemikiran prioritas. Oleh karena itu, anggota DPRD juga bisa melihat hal tersebut.
Baca juga: Kata Gubernur Laiskodat, garam dari NTT bisa kurangi desifit perdagangan
Baca juga: Gubernur Laiskodat bantu mesin produksi Sopiah, miras khas NTT