Kupang (ANTARA) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang mengelar latihan pengamanan maritim bersama dengan Royal Australian Navy (RAN) dengan nama Cassowary Exercise Ausindo Corpart 2019 di perairan Nusa Tenggara Timur.
Komandan Lantamal VII Kupang Laksamana Pertama TNI IG. Kompiang Aribawa kepada ANTARA di Kupang pada Kamis (12/9) mengatakan bahwa dalam latihan tersebut melibatkan 30 personel Royal Australian Navy dan dari Indonesia berjumlah kurang lebih 90-an personel.
"Latihan bersama ini berlangsung selama enam hari yang pembukaannya sudah dilakukan pada Selasa (10/9) dan akan berakhir pada tanggal 16 September pekan depan, " katanya.
Latihan bersama itu melibatkan tiga kapal perang, satu dari Australia bernama HMAS Maryborough-95 sedangkan dari Indonesia dua kapal, yakni KRI Tongkol-813, KRI-635 dari Koarmatim II Surabaya.
Latihan pengamanan area maritim bersama itu bertujuan menjalin komunikasi yang baik saat melakukan pemeriksaan, dan penindakan di laut antara Indonesia dan Australia.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto (kedua kiri) memeriksa barisan saat apel pelepasan 750 prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL dari Yonif R 408/SBH dan Yonmek 741/GN yang sudah bertugas selama sembilan bulan di daerah perbatasan di Markas Lantamal VII Kupang, Selasa (10/9/2019). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj).
Sementara itu Atase Pertahanan Laut Australia Kolonel Matthew Brown mengatakan bahwa bahwa tujuan dari latihan bersama pengamanan maritim guna meningkatkan kerja sama militer antara TNI AL dan personel dari Royal Australian Navy-RAN.
"Kami ingin berlatih bersama guna mengasah kemampuan serta menambah pengalaman berlatih di antara kedua Angkatan Laut," katanya menambahkan.
Lebih lanjut Komandan Lantamal VII Kupang menambahkan bahwa latihan pengamanan maritim bersama itu difokuskan pada melatih kesiapan personel mulai dari penggeledahan kapal, pemeriksaan, kesiapan navigasi dan latihan penanganan darurat di kapal.
Dia pun berharap agar pelaksanaan latihan tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga selain dapat meningkatkan pengalaman tetapi juga mampu mempererat kerja sama antara Indonesia dan Australia.
Kapal Angkatan Laut (KAL) Lemukutan dari Lantamal XII Pontianak yang membawa Presiden Joko Widodo beserta rombongan menyusuri Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (5/9/2019). Presiden Joko Widodo meninjau kawasan Sungai Kapuas yang merupakan salah satu aset wisata di Kalbar. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp).
Komandan Lantamal VII Kupang Laksamana Pertama TNI IG. Kompiang Aribawa kepada ANTARA di Kupang pada Kamis (12/9) mengatakan bahwa dalam latihan tersebut melibatkan 30 personel Royal Australian Navy dan dari Indonesia berjumlah kurang lebih 90-an personel.
"Latihan bersama ini berlangsung selama enam hari yang pembukaannya sudah dilakukan pada Selasa (10/9) dan akan berakhir pada tanggal 16 September pekan depan, " katanya.
Latihan bersama itu melibatkan tiga kapal perang, satu dari Australia bernama HMAS Maryborough-95 sedangkan dari Indonesia dua kapal, yakni KRI Tongkol-813, KRI-635 dari Koarmatim II Surabaya.
Latihan pengamanan area maritim bersama itu bertujuan menjalin komunikasi yang baik saat melakukan pemeriksaan, dan penindakan di laut antara Indonesia dan Australia.
"Kami ingin berlatih bersama guna mengasah kemampuan serta menambah pengalaman berlatih di antara kedua Angkatan Laut," katanya menambahkan.
Lebih lanjut Komandan Lantamal VII Kupang menambahkan bahwa latihan pengamanan maritim bersama itu difokuskan pada melatih kesiapan personel mulai dari penggeledahan kapal, pemeriksaan, kesiapan navigasi dan latihan penanganan darurat di kapal.
Dia pun berharap agar pelaksanaan latihan tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga selain dapat meningkatkan pengalaman tetapi juga mampu mempererat kerja sama antara Indonesia dan Australia.