Jayapura (ANTARA) - Gubernur Papua Lukas Enembe mengancam akan menghentikan pemberian beasiswa bagi para mahasiswa eksodus (yang pulang ke Papua).
"Jika tidak mau pulang, saya hentikan semua beasiswa dari saya, di mana beasiswa ini bukan hanya dari pemerintah provinsi, dari kabupaten dan kota juga memberikan beasiswa serta orang tua juga membiayai," katanya di Jayapura, Selasa, (24/9).
Menurut Lukas, karena sudah banyak yang menjadi korban baik di Wamena maupun Jayapura sehingga korban tidak boleh ada lagi tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak apalagi dengan tindakan anarkis.
Baca juga: Organisasi kepemudaaan di Kupang gelar aksi Save Papua
Baca juga: Jaga keutuhan bangsa ini
"Kami minta untuk hari ini (24/9) mahasiswa yang ada harus kembali ke kota studi masing-masing di mana kami sudah siap untuk mengangkut kembali," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengimbau siapa pun tidak boleh datang ke Papua mengganggu ketertiban umum, apalagi datang kembali dari kota studi masing-masing di seluruh Indonesia hanya untuk melakukan tindakan anarkis. "Tidak boleh lagi anarkis di Provinsi Papua, jadi para mahasiswa ini harus siap dikembalikan," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya mengharapkan tidak boleh ada isu lagi karena bisa mempengaruhi sehingga diharapkan tidak ada lagi tindakan anarkis.
"Karena pada akhirnya akan merugikan diri sendiri di mana tidak boleh merugikan pribadi dan juga orang Papua sendiri dengan cara-cara seperti ini tak boleh," ujarnya lagi.
"Jika tidak mau pulang, saya hentikan semua beasiswa dari saya, di mana beasiswa ini bukan hanya dari pemerintah provinsi, dari kabupaten dan kota juga memberikan beasiswa serta orang tua juga membiayai," katanya di Jayapura, Selasa, (24/9).
Menurut Lukas, karena sudah banyak yang menjadi korban baik di Wamena maupun Jayapura sehingga korban tidak boleh ada lagi tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak apalagi dengan tindakan anarkis.
Baca juga: Organisasi kepemudaaan di Kupang gelar aksi Save Papua
Baca juga: Jaga keutuhan bangsa ini
"Kami minta untuk hari ini (24/9) mahasiswa yang ada harus kembali ke kota studi masing-masing di mana kami sudah siap untuk mengangkut kembali," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengimbau siapa pun tidak boleh datang ke Papua mengganggu ketertiban umum, apalagi datang kembali dari kota studi masing-masing di seluruh Indonesia hanya untuk melakukan tindakan anarkis. "Tidak boleh lagi anarkis di Provinsi Papua, jadi para mahasiswa ini harus siap dikembalikan," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya mengharapkan tidak boleh ada isu lagi karena bisa mempengaruhi sehingga diharapkan tidak ada lagi tindakan anarkis.
"Karena pada akhirnya akan merugikan diri sendiri di mana tidak boleh merugikan pribadi dan juga orang Papua sendiri dengan cara-cara seperti ini tak boleh," ujarnya lagi.