Kupang (ANTARA) - Rektor Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Pater Dr Philipus Tule SVD mengeluarkan larangan terhadap para mahasiswanya untuk turun ke jalan mengikuti ajakan unjuk rasa damai untuk menyikapi situasi politik di Tanah Air saat ini.
"Bahwa Unwira tidak terlibat dalam mendukung aksi (unjuk rasa damai) tersebut," katanya dalam surat edaran Nomor 02/WM.H/SE/2019 yang ditandatangani Rektor Unwira Kupang P. Dr. Philipus Tule SVD yang diterima ANTARA di Kupang, Rabu (25/9).
Dia menyampaikan hal itu menanggapi situasi yang berkembang akhir-akhir ini di berbagai media sosial perihal ajakan untuk rencana aksi damai di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Kamis (26/9).
Baca juga: Waspadai pengalihan isu untuk turunkan presiden
Dia menegaskan, pemuatan logo kampus Unwira pada banner aliansi mahasiwa NTT untuk unjuk rasa damai yang beredar, tanpa seizin Pimpinan Unwira.
Kegiatan akademik pada Kamis (26/9), lanjutnya, tetap berjalan seperti biasa. Untuk itu dia meminta para mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unwira untuk tetap melakukan aktivitas akademik sebagaimana mestinya.
Dia juga meminta agar partisipasi terhadap aksi tersebut tidak melibatkan Unwira dalam bentuk apa pun dan segala hal yang dilakukan menjadi tanggung jawab pribadi.
"Bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa yang dengan sengaja menggunakan atribut Unwira dan membawa nama Unwira dalam aksi yang dimaksud akan dikenakan sanksi seusia aturan yang berlaku," tegas Rohaniwan Katolik itu.
Baca juga: Kegaduhan diciptakan oleh parlemen, ini penjelasannya..
Baca juga: Ketika mahasiswa Indonesia bergerak tolak RUU kontroversial
Mahasiswa Unwira Kupang dilarang turun ke jalan
Rektor Universitas Widya Mandiri Kupang P. Dr Philipus Tule SVD. (ANTARA FOTO/istimewa)