Kupang (ANTARA) - PT Garam (Persero) selama periode April-Oktober 2019 memproduksi garam di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebanyak 8.300 ton di areal seluas 304 hektare dari target 15.000 ton pada 2019.
"Per Selasa (8/10/2019), jumlah produksi garam di area tambak Desa Bipolo mencapai 8.300 ton," kata Kepala Pegaraman Kupang PT Garam (Persero) di Desa Bipolo, NTT Agung Triwasono kepada ANTARA di Kupang, Rabu (9/10).
Produksi PT Garam di Desa Bipolo sudah dikembangkan selama tiga tahun terakhir. Produksi garam di desa itu terus mengalami peningkatan karena didukung cuaca dan iklim yang memadai.
"Kalau tahun lalu target produksi garam di Bipolo mencapai 8.000 ton. Tahun ini targetnya mencapai 15.000 ton," ujar dia.
Baca juga: Pemangku tanah ulayat di Bipolo dapat 10 persen dari PT Garam
Baca juga: Potensi tambak garam di Kabupaten Kupang capai 10.000 hektare
Agung juga memastikan target produksi garam di Bipolo tahun ini dapat tercapai, mengingat sejak September hingga Oktober ini merupakan puncak kemarau.
"Sampai dengan akhir musim panen, yakni November sampai dengan Desember nanti kami yakin produksi garam bisa mencapai target perusahaan. Semoga cuaca serta iklim bisa mendukung proses kegiatan pembuatan garam," ujarnya.
Namun, menjadi masalah adalah kebiasaan para pekerja harian yang selalu berhalangan hadir untuk bekerja apabila malamnya ada kegiatan seperti pesta perkawinan maupun ada keluarga yang meninggal.
Jumlah pekerja lokal saat ini di area tambak garam itu mencapai 150 pekerja. Pihaknya pun berharap keberadaan Garam di daerah itu dapat meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
"Kehadiran PT Garam ini untuk mendukung program pemerintah yakni swasembada garam juga untuk menyejahterakan masyarakat Bipolo dan NTT umumnya," ujarnya.
Baca juga: Bisakah NTT jadi sentra garam dan daging nasional?
Baca juga: Artikel - Bisakah Indonesia jadi produsen garam?
"Per Selasa (8/10/2019), jumlah produksi garam di area tambak Desa Bipolo mencapai 8.300 ton," kata Kepala Pegaraman Kupang PT Garam (Persero) di Desa Bipolo, NTT Agung Triwasono kepada ANTARA di Kupang, Rabu (9/10).
Produksi PT Garam di Desa Bipolo sudah dikembangkan selama tiga tahun terakhir. Produksi garam di desa itu terus mengalami peningkatan karena didukung cuaca dan iklim yang memadai.
"Kalau tahun lalu target produksi garam di Bipolo mencapai 8.000 ton. Tahun ini targetnya mencapai 15.000 ton," ujar dia.
Baca juga: Pemangku tanah ulayat di Bipolo dapat 10 persen dari PT Garam
Baca juga: Potensi tambak garam di Kabupaten Kupang capai 10.000 hektare
Agung juga memastikan target produksi garam di Bipolo tahun ini dapat tercapai, mengingat sejak September hingga Oktober ini merupakan puncak kemarau.
"Sampai dengan akhir musim panen, yakni November sampai dengan Desember nanti kami yakin produksi garam bisa mencapai target perusahaan. Semoga cuaca serta iklim bisa mendukung proses kegiatan pembuatan garam," ujarnya.
Namun, menjadi masalah adalah kebiasaan para pekerja harian yang selalu berhalangan hadir untuk bekerja apabila malamnya ada kegiatan seperti pesta perkawinan maupun ada keluarga yang meninggal.
Jumlah pekerja lokal saat ini di area tambak garam itu mencapai 150 pekerja. Pihaknya pun berharap keberadaan Garam di daerah itu dapat meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
"Kehadiran PT Garam ini untuk mendukung program pemerintah yakni swasembada garam juga untuk menyejahterakan masyarakat Bipolo dan NTT umumnya," ujarnya.
Baca juga: Bisakah NTT jadi sentra garam dan daging nasional?
Baca juga: Artikel - Bisakah Indonesia jadi produsen garam?