Kupang (ANTARA) - Water.org mengajak sejumlah lembaga keuangan yang ada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk berani memberikan pinjaman kepada masyarakat kurang mampu untuk pembangunan sanitasi dan air bersih di daerah ini.
"Kalau di daerah pulau Jawa dan sekitarnya program peminjaman ini sudah dilakukan, dan sangat membantu masyarakat kecil di daerah itu, sehingga masyarakat yang awalnya tak memiliki jaringan air bersih bisa memilikinya agar bisa hidup sehat," kata senior program manager Water.org Aldi S Surianingrat kepada wartawan di Kupang, Kamis (24/10).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan lokakarya pembiayaan air minum dan sanitasi oleh lembaga jasa keuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, lembaga keuangan seperti perbankan bisa memberikan pinjaman dalam bentuk cicilan yang nilai pinjamannya disesuaikan dengan pembangunan sanitasi di daerah tersebut.
"Karena memang ada segmen masyarakat yang mampu bayar tunai dan ada yang hanya mampu untuk cicil saja, oleh karena itu lembaga keuangan ada di situ," tutur dia.
Baca juga: Sri Mulyani, Menteri Keuangan terbaik Asia Pasifik 2019
Ia mengatakan bahwa sistem pemberian pinjaman untuk pembangunan sanitasi air bersih ini belum pernah ada di NTT, namun mitra kerja dari water.org sendiri kata dia tersebar di beberapa daerah di NTT seperti di Kabupaten Belu dan kabupaten TTU.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bisa memberikan pendampingan kepada pihak lembaga keuangan di daerah itu untuk mulai merintis kerja sama dan pemberian pinjaman.
Sejauh ini beberapa lembaga keuangan di Kota Kupang yang dinilai mampu memberikan pinjaman pembangunan sanitasi air bersih.
Beberapa di antaranya seperti Bank TLM, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan beberapa lembaga keuangan kecil lainnya. Sebab, kata dia, jika mengandalkan bank besar seperti Bank NTT modal pinjamannya bisa di atas Rp30 juta.
"Kalau Bank NTT, kami belum yakin, karena sudah pasti modal pinjamannya besar, sehingga kami lebih menganjurkan agar bank-bank kecil saja," tutur dia.
Aldi menambahkan bahwa masalah air bersih memang menjadi momok yang menakutkan tidak hanya di NTT saja, tetapi hampir di seluruh dunia.
Sebab jika tak ada air bersih masalah jaringan sanitasi akan terganggu dan akan berdampak pada masalah buang air besar sembarangan (BABS).*
Baca juga: Kata Menkeu, Rapel kenaikan gaji ASN cair pertengahan April
"Kalau di daerah pulau Jawa dan sekitarnya program peminjaman ini sudah dilakukan, dan sangat membantu masyarakat kecil di daerah itu, sehingga masyarakat yang awalnya tak memiliki jaringan air bersih bisa memilikinya agar bisa hidup sehat," kata senior program manager Water.org Aldi S Surianingrat kepada wartawan di Kupang, Kamis (24/10).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan lokakarya pembiayaan air minum dan sanitasi oleh lembaga jasa keuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, lembaga keuangan seperti perbankan bisa memberikan pinjaman dalam bentuk cicilan yang nilai pinjamannya disesuaikan dengan pembangunan sanitasi di daerah tersebut.
"Karena memang ada segmen masyarakat yang mampu bayar tunai dan ada yang hanya mampu untuk cicil saja, oleh karena itu lembaga keuangan ada di situ," tutur dia.
Baca juga: Sri Mulyani, Menteri Keuangan terbaik Asia Pasifik 2019
Ia mengatakan bahwa sistem pemberian pinjaman untuk pembangunan sanitasi air bersih ini belum pernah ada di NTT, namun mitra kerja dari water.org sendiri kata dia tersebar di beberapa daerah di NTT seperti di Kabupaten Belu dan kabupaten TTU.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bisa memberikan pendampingan kepada pihak lembaga keuangan di daerah itu untuk mulai merintis kerja sama dan pemberian pinjaman.
Sejauh ini beberapa lembaga keuangan di Kota Kupang yang dinilai mampu memberikan pinjaman pembangunan sanitasi air bersih.
Beberapa di antaranya seperti Bank TLM, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan beberapa lembaga keuangan kecil lainnya. Sebab, kata dia, jika mengandalkan bank besar seperti Bank NTT modal pinjamannya bisa di atas Rp30 juta.
"Kalau Bank NTT, kami belum yakin, karena sudah pasti modal pinjamannya besar, sehingga kami lebih menganjurkan agar bank-bank kecil saja," tutur dia.
Aldi menambahkan bahwa masalah air bersih memang menjadi momok yang menakutkan tidak hanya di NTT saja, tetapi hampir di seluruh dunia.
Sebab jika tak ada air bersih masalah jaringan sanitasi akan terganggu dan akan berdampak pada masalah buang air besar sembarangan (BABS).*
Baca juga: Kata Menkeu, Rapel kenaikan gaji ASN cair pertengahan April