Kupang (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lidya Kurniawati mengemukakan sebanyak 632 unit jembatan yang dibangun di provinsi setempat dengan menggunakan dana desa dari pemerintah pusat.
“Ratusan infrastruktur jembatan yang dibangun ini kami potret dari pemanfaatan dana desa di yang dialokasikan untuk NTT pada 2018,” katanya di Kupang, Sabtu (2/11).
Dia menjelaskan, alokasi dana desa untuk NTT pada 2018 tercatat mencapai Rp254 miliar dan meningkat menjadi Rp3,02 triliun pada 2019.
Selain untuk pembangunan jembatan, lanjutnya, dana desa juga dimanfaatkan untuk berbagai aspek lainnya seperti pembangunan Gedung PAUD, Taman Kanak-Kanak, Posyandu, perbaikan irigasi, pelatihan kesehatan, dan lainnya.
Baca juga: Desa Mata Air gunakan dana desa bangun Posyandu disabilitas
Baca juga: 155 kades diharapkan segera laporkan pemanfaatan dana desa
Dia mengatakan, dari berbagai hasil pembangunan dengan dukungan APBN tersebut, pihaknya optimistis dapat berkontribusi besar meningkatkan perekonomian masyarakat di provinsi setempat.
“Bahwa jalur distribusi mulai terbuka dengan infrastruktur jembatan itu, jalan-jalan di desa mulai bagus, kesehatan jadi bagian yang diperhatikan, dan lainnya,” katanya.
Dia menambahkan, “Itu adalah konsep kenapa dana desa menjadi perhatian penting pemerintah saat ini.”
Lidya menjelaskan, alokasi Dana Desa pada 2020 juga meningkat mencapai sebesar Rp3,9 triliun untuk 3.026 desa yang menyebar di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Untuk itu, dia berharap adanya sinergi yang kuat terus dibangun pemerintah dan masyarakat agar dana desa dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk mari kita bersama-sama mengawasi pemanfaatan dana desa ini karena ini uang dari APBN yang merupakan milik kita semua,” katanya.
Baca juga: Dana Desa siap digunakan bangun 30.260 unit rumah di NTT
Baca juga: Kepala Desa di NTT diminta gunakan dana desa atasi stunting
“Ratusan infrastruktur jembatan yang dibangun ini kami potret dari pemanfaatan dana desa di yang dialokasikan untuk NTT pada 2018,” katanya di Kupang, Sabtu (2/11).
Dia menjelaskan, alokasi dana desa untuk NTT pada 2018 tercatat mencapai Rp254 miliar dan meningkat menjadi Rp3,02 triliun pada 2019.
Selain untuk pembangunan jembatan, lanjutnya, dana desa juga dimanfaatkan untuk berbagai aspek lainnya seperti pembangunan Gedung PAUD, Taman Kanak-Kanak, Posyandu, perbaikan irigasi, pelatihan kesehatan, dan lainnya.
Baca juga: Desa Mata Air gunakan dana desa bangun Posyandu disabilitas
Baca juga: 155 kades diharapkan segera laporkan pemanfaatan dana desa
Dia mengatakan, dari berbagai hasil pembangunan dengan dukungan APBN tersebut, pihaknya optimistis dapat berkontribusi besar meningkatkan perekonomian masyarakat di provinsi setempat.
“Bahwa jalur distribusi mulai terbuka dengan infrastruktur jembatan itu, jalan-jalan di desa mulai bagus, kesehatan jadi bagian yang diperhatikan, dan lainnya,” katanya.
Dia menambahkan, “Itu adalah konsep kenapa dana desa menjadi perhatian penting pemerintah saat ini.”
Lidya menjelaskan, alokasi Dana Desa pada 2020 juga meningkat mencapai sebesar Rp3,9 triliun untuk 3.026 desa yang menyebar di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Untuk itu, dia berharap adanya sinergi yang kuat terus dibangun pemerintah dan masyarakat agar dana desa dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk mari kita bersama-sama mengawasi pemanfaatan dana desa ini karena ini uang dari APBN yang merupakan milik kita semua,” katanya.
Baca juga: Dana Desa siap digunakan bangun 30.260 unit rumah di NTT
Baca juga: Kepala Desa di NTT diminta gunakan dana desa atasi stunting