Kupang (ANTARA) - Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Timor Leste dari Yonif Raider 142/KJ melaksanakan gotong royong dengan membangun rumah adat Belimas di Desa Lookeu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Ini merupakan wujud kemanunggalan TNI-Rakyat dalam mendukung kelestarian adat istiadat di Nusa Tenggara Timur," kata Dansatgas Pamtas RI-RDTL Letkol Inf Ikhsanudin melalui rilisnya yang diterima di Kupang, Sabtu (16/11).
Kegiatan ini sebelumnya telah dikoordinasikan dengan kepala adat Belimas dan menyatakan mendukung kehadiran personel TNI dalam pelaksanaanya.
Dalam kegiatan itu mereka dipimpin Serda Erik Wijaya, selaku Wadanpos Lookeu beserta lima orang personel lainnya. Pembangunan rumah adat tersebut diperkirakan tuntas selama tiga hari.
Rumah Adat merupakan budaya leluhur yang perlu dilestarikan keberadaanya, sehingga generasi penerus dapat tetap mengetahui budaya-budaya tradisional yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
Baca juga: Pangdam puji Satgas Pamtas RI-Timor Leste
Baca juga: Satgas Pamtas RI-RDTL gagalkan penyeludupan pakaian bekas sebanyak 14 karung
Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama yang bersatu membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah Negara Kesatuan Tepublik Indonesia (NKRI).
Letak NKRI terdiri atas banyak kepulauan, masing-masing daerah yang berada di kepulauan tersebut memiliki suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak menghalangi rakyatnya utuk bersatu padu membentuk satu kesatuan menjadi sebuah Negara.
Secara terpisah, Karnisius (35) selaku Kepala Desa Lookeu menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama dan sumbangsih Satgas Pamtas Yonif Raider 142/KJ.
"Kami sangat berterima kasih kepada Satgas Yonif R 142/KJ yang telah membantu masyarakat dengan bergotong royong membangun rumah adat Belimas di desa kami," ujarnya.
Sementara itu, Wadanpos Lookeu Serda Erik Wijaya mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI terhadap masyarakat sehingga kemanunggalan TNI-rakyat dapat terwujud.
Baca juga: Anggota Satgas Pamtas RI-Timor Leste jadi guru
Baca juga: Satgas Pamtas banyak bantu warga perbatasan
"Ini merupakan wujud kemanunggalan TNI-Rakyat dalam mendukung kelestarian adat istiadat di Nusa Tenggara Timur," kata Dansatgas Pamtas RI-RDTL Letkol Inf Ikhsanudin melalui rilisnya yang diterima di Kupang, Sabtu (16/11).
Kegiatan ini sebelumnya telah dikoordinasikan dengan kepala adat Belimas dan menyatakan mendukung kehadiran personel TNI dalam pelaksanaanya.
Dalam kegiatan itu mereka dipimpin Serda Erik Wijaya, selaku Wadanpos Lookeu beserta lima orang personel lainnya. Pembangunan rumah adat tersebut diperkirakan tuntas selama tiga hari.
Rumah Adat merupakan budaya leluhur yang perlu dilestarikan keberadaanya, sehingga generasi penerus dapat tetap mengetahui budaya-budaya tradisional yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
Baca juga: Pangdam puji Satgas Pamtas RI-Timor Leste
Baca juga: Satgas Pamtas RI-RDTL gagalkan penyeludupan pakaian bekas sebanyak 14 karung
Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama yang bersatu membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah Negara Kesatuan Tepublik Indonesia (NKRI).
Letak NKRI terdiri atas banyak kepulauan, masing-masing daerah yang berada di kepulauan tersebut memiliki suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak menghalangi rakyatnya utuk bersatu padu membentuk satu kesatuan menjadi sebuah Negara.
Secara terpisah, Karnisius (35) selaku Kepala Desa Lookeu menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama dan sumbangsih Satgas Pamtas Yonif Raider 142/KJ.
"Kami sangat berterima kasih kepada Satgas Yonif R 142/KJ yang telah membantu masyarakat dengan bergotong royong membangun rumah adat Belimas di desa kami," ujarnya.
Sementara itu, Wadanpos Lookeu Serda Erik Wijaya mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI terhadap masyarakat sehingga kemanunggalan TNI-rakyat dapat terwujud.
Baca juga: Anggota Satgas Pamtas RI-Timor Leste jadi guru
Baca juga: Satgas Pamtas banyak bantu warga perbatasan