Kupang (Antara NTT) - Provinsi Nusa Tenggara Timur masuk dalam satu daerah di Indonesia yang menjadi sasaran program Desa Migran Produktif (Desmigratif).
"Ini program yang sangat bagus untuk diterapkan di NTT, karena langsung mengarah ke sasaran di desa. Kita dapat 20 dari 120 desa sasaran untuk tahun 2017 ini," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, Bruno Kupok kepada Antara di Kupang, Kamis terkait program Desmigratif.
Desmigratif atau Desa Migran Produktif, merupakan sebuah program yang disiapkan pemerintah pusat di kantong-kantong tenaga kerja Indonesia (TKI).
Harapannya, remitansi - dana transfer dari para pekerja migran kita di luar negeri - dapat dikelola menjadi hal-hal produktif bagi keluarga maupun desa asalnya, melalui berbagai program yang telah disiapkan secara komprehensif.
Bruno Kupok menjelaskan, program tersebut terdiri dari tiga komponen utama, yakni pertama adala sosialisasi dan advokasi.
Kedua, desa produktif, yakni pendampingan untuk mengembangkan keunggulan-keunggulan desa binaan dijadikan sumber pendapatan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Misalnya, ada tenun ikat, ada juga di Kabupaten Kupang kita temukan, warga membuat gerabah dari tanah liat. Potensi-potensi ini yang akan dikembangkan melalui program ini dan disesuaikan dengan potensi masing-masing desa, tuturnya.
Komponen ketiga adalah pembentukan koperasi di desa tersebut untuk mendorong kegiatan produktif terkait pengembangan usaha dan pemasaran hasil usaha warga.
"Jadi tujuannya untuk mencegah TKI ilegal dan membuka lapangan kerja, serta pengembangan ekonomi masyarakat. Tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menyediakan lapangan kerja," ucapnya, menjelaskan.
Mengenai penentuan desa, dia mengatakan, kementerian bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah melakukan survei dan menentukan daerah-daerah yang lebih prioritas untuk menerima program.
Di NTT kata dia, akan mendapat jatah 20 desa, tersebar di sepuluh kabupaten atau dua desa satu kabupaten.
"Ini program yang sangat bagus untuk diterapkan di NTT, karena langsung mengarah ke sasaran di desa. Kita dapat 20 dari 120 desa sasaran untuk tahun 2017 ini," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, Bruno Kupok kepada Antara di Kupang, Kamis terkait program Desmigratif.
Desmigratif atau Desa Migran Produktif, merupakan sebuah program yang disiapkan pemerintah pusat di kantong-kantong tenaga kerja Indonesia (TKI).
Harapannya, remitansi - dana transfer dari para pekerja migran kita di luar negeri - dapat dikelola menjadi hal-hal produktif bagi keluarga maupun desa asalnya, melalui berbagai program yang telah disiapkan secara komprehensif.
Bruno Kupok menjelaskan, program tersebut terdiri dari tiga komponen utama, yakni pertama adala sosialisasi dan advokasi.
Kedua, desa produktif, yakni pendampingan untuk mengembangkan keunggulan-keunggulan desa binaan dijadikan sumber pendapatan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Misalnya, ada tenun ikat, ada juga di Kabupaten Kupang kita temukan, warga membuat gerabah dari tanah liat. Potensi-potensi ini yang akan dikembangkan melalui program ini dan disesuaikan dengan potensi masing-masing desa, tuturnya.
Komponen ketiga adalah pembentukan koperasi di desa tersebut untuk mendorong kegiatan produktif terkait pengembangan usaha dan pemasaran hasil usaha warga.
"Jadi tujuannya untuk mencegah TKI ilegal dan membuka lapangan kerja, serta pengembangan ekonomi masyarakat. Tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menyediakan lapangan kerja," ucapnya, menjelaskan.
Mengenai penentuan desa, dia mengatakan, kementerian bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah melakukan survei dan menentukan daerah-daerah yang lebih prioritas untuk menerima program.
Di NTT kata dia, akan mendapat jatah 20 desa, tersebar di sepuluh kabupaten atau dua desa satu kabupaten.