Kupang (ANTARA) - Pengamat sepak bola David Fubertus menilai tim sepak bola Nusa Tenggara Timur harus memperbaiki dan membenahi mental para permainannya jika ingin mendapatkan medal emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua .
"Secara kolektivitas tim sudah sangat bagus, tetapi satu hal yang harus diperhatikan adalah mental bertanding pemain, seperti masalah emosi harus diperbaiki," kata David Fubertus di Kupang, Selasa (10/12) menanggapi hasil positif yang diraih NTT dalam kualifikasi Pra-PON 2020 zona Bali-Nusa Tenggara yang dilangsungkan pada 5-9 Desember 2019.
Pemilik SSB Bali United Kristal FC itu menambahkan bahwa mental pemain harus diubah, sebab mental buruk pemain akan berdampak negatif terhadap tim saat bertanding di Tanah Papua nanti.
"Hal ini bisa terlihat saat dua pertandingan di Bali. Ada saling sikut, kemudian dorong-dorong, tentu ini kalau terjadi di tingkat nasional sudah pasti akan mendapatkan kartu merah," ucapnya.
Oleh sebab itu, kata dia, siapapun pelatih dan manager tim sepak bola berikutnya harus bisa memperhatikan hal tersebut demi sepak bola NTT yang lebih baik.
Sementara itu terkait keberhasilan NTT lolos ke PON, kata dia, karena sosok pelatih kepala Ricky Nelson yang berintegritas tinggi.
Baca juga: NTT akhirnya lolos ke PON 2020 Papua, setelah 30 tahun masa penantian
Baca juga: El Tari Memorial Cup jadi ajang seleksi pemain PON NTT
"Keberhasilan NTT lolos ke PON Papua setelah puasa 30 tahun, karena pelatih Ricky Nelson yang berintegritas tinggi, yang tak pernah mau menerima titipan pemain yang seharusnya tak masuk dalam skuat pilihan pelatih," katanya.
Ricky adalah pelatih nasional yang berlisensi pro AFC, oleh sebab itu tak heran jika Ricky selalu anti dengan pihak luar yang ingin mengintervensi pemain.
"Hal inilah yang membuat tim sepak bola NTT berhasil lolos ke PON dan mengukir sejarah baru setelah 30 tahun tak pernah bermain di arena PON," tambah dia.
Selain karena faktor pelatihnya, faktor mulai banyaknya anak-anak NTT yang main di berbagai liga nasional, baik liga 3 dan liga 2 membuat tim pelatih lebih mudah mencari pemain.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tak satu pun anak NTT yang berada di liga 2 dan 3 seri nasional, sehingga pelatih sulit sekali mencari pemain.
Menurut dia, masih banyak pemain-pemain muda NTT yang mempunyai bakat bermain sepak bola yang bagus dan belum dipanggil untuk TC lagi. Oleh karena itu, untuk TC berikutnya diharapkan bisa lebih banyak pemain berbakat dari NTT yang bisa dipilih.
Baca juga: Sudah saatnya pegiat sepak bola di NTT bersatu
Baca juga: Bisakah sepak bola NTT lolos ke PON Papua tahun depan?
"Secara kolektivitas tim sudah sangat bagus, tetapi satu hal yang harus diperhatikan adalah mental bertanding pemain, seperti masalah emosi harus diperbaiki," kata David Fubertus di Kupang, Selasa (10/12) menanggapi hasil positif yang diraih NTT dalam kualifikasi Pra-PON 2020 zona Bali-Nusa Tenggara yang dilangsungkan pada 5-9 Desember 2019.
Pemilik SSB Bali United Kristal FC itu menambahkan bahwa mental pemain harus diubah, sebab mental buruk pemain akan berdampak negatif terhadap tim saat bertanding di Tanah Papua nanti.
"Hal ini bisa terlihat saat dua pertandingan di Bali. Ada saling sikut, kemudian dorong-dorong, tentu ini kalau terjadi di tingkat nasional sudah pasti akan mendapatkan kartu merah," ucapnya.
Oleh sebab itu, kata dia, siapapun pelatih dan manager tim sepak bola berikutnya harus bisa memperhatikan hal tersebut demi sepak bola NTT yang lebih baik.
Sementara itu terkait keberhasilan NTT lolos ke PON, kata dia, karena sosok pelatih kepala Ricky Nelson yang berintegritas tinggi.
Baca juga: NTT akhirnya lolos ke PON 2020 Papua, setelah 30 tahun masa penantian
Baca juga: El Tari Memorial Cup jadi ajang seleksi pemain PON NTT
"Keberhasilan NTT lolos ke PON Papua setelah puasa 30 tahun, karena pelatih Ricky Nelson yang berintegritas tinggi, yang tak pernah mau menerima titipan pemain yang seharusnya tak masuk dalam skuat pilihan pelatih," katanya.
Ricky adalah pelatih nasional yang berlisensi pro AFC, oleh sebab itu tak heran jika Ricky selalu anti dengan pihak luar yang ingin mengintervensi pemain.
"Hal inilah yang membuat tim sepak bola NTT berhasil lolos ke PON dan mengukir sejarah baru setelah 30 tahun tak pernah bermain di arena PON," tambah dia.
Selain karena faktor pelatihnya, faktor mulai banyaknya anak-anak NTT yang main di berbagai liga nasional, baik liga 3 dan liga 2 membuat tim pelatih lebih mudah mencari pemain.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tak satu pun anak NTT yang berada di liga 2 dan 3 seri nasional, sehingga pelatih sulit sekali mencari pemain.
Menurut dia, masih banyak pemain-pemain muda NTT yang mempunyai bakat bermain sepak bola yang bagus dan belum dipanggil untuk TC lagi. Oleh karena itu, untuk TC berikutnya diharapkan bisa lebih banyak pemain berbakat dari NTT yang bisa dipilih.
Baca juga: Sudah saatnya pegiat sepak bola di NTT bersatu
Baca juga: Bisakah sepak bola NTT lolos ke PON Papua tahun depan?