Kupang (ANTARA) - Kalbe Nutritionals bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Nusa Tenggara Timur dan IDAI Cabang Jawa Timur melaporkan akhir dari kerja sama dalam hal memberantas masalah kekerdilan yang sudah dijalankan selama kurang lebih dua tahun.
Direktur Manager Kalbe Nutritionals Yuni Herawati kepada wartawan di Kupang, Selasa (11/2) mengatakan bahwa kerja sama yang sudah dibangun selama kurang lebih dua tahun itu berupa pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk tenaga medis di NTT, kemudian juga riset atau penelitian komunitas.
"Selain itu dua kerja sama lain adalah edukasi masyarakat, serta yang terakhir adalah perbaikan infrastruktur pendidikan usia dini, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan status gizi ibu hamil, bayi dan anak di NTT," katanya.
Yang lebih penting lagi adalah laporan yang disampaikan ke pemerintah provinsi NTT merupakan hasil riset yang dilakukan oleh sejumlah dokter di Jawa Timur dan NTT serta Kalbe yang sudah dilakukan selama kurang lebih dua tahun itu.
Dari hasil riset yang dilakukan terdapat tiga kelompok temuan penting yang terdiri dari riset pengaruh suplementasi dan edukasi nutrisi pada kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin, bayi dan anak pra-sekolah di Kota Kupang.
Penurunan angka stunting Indonesia perlu dukungan regulasi (ANTARA FOTO/HO-
Koordinator penjangkauan Yayasan 1000 Hari Valerie Krisni memperlihatkan poster kekerdilan (stunting) di Jakarta, Senin (10/2/2020). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
"Hasil tersebut merupakan temuan riset terhadap salah satu kegiatan berbentuk program CSR bertajuk lovamil berbagi cinta, aksi peduli gizi milna, dan siap cerdaskan bangsa chil go yang sudah dilakukan di beberapa puskesmas, pustu posyandu dan sekolah TK di Kupang," ujar dia.
Ia juga mengatakan bahwa berbagai kegiatan CSR yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk pelayanan dan pendidikan untuk masyarakat di Kota Kupang tetapi semua kegiatan tersebut juga disertai dengan penelitian yang dirancang oleh pata ahli anak dari IDAI NTT dan Jatim serta Pemda NTT.
Sementara itu Ketua IDAI Cabang NTT Dr. Frans Taolin mengatakan bahwa dipilihnya NTT menjadi lokasi riset masalah stunting karena NTT merupakan salah satu wilyah di Indonesia yang masih menghadapi tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak.
"Kegiatan hari ini merupakan puncak acara dari beberapa kegiatan besar yang telah dilakukan sejak 2017. Pemilihan NTT ini karena memang NTT diketahui masih menghadapi banyak tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak, ' ujar dia.
Pihaknya juga mengharapkan agar hasil riset yang akan dilaporkan dapat menjadi acuan dari pemda NTT dan provinsi lainya di Indonesia dalam membantu mengurangi stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh gizi minim.
Tim medis Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Sukoharjo memberikan sosialiasasi pemberian gizi bayi untuk mencegah kegagalan tumbuh kembang anak (stunting) saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/1/2020).(ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww).
Direktur Manager Kalbe Nutritionals Yuni Herawati kepada wartawan di Kupang, Selasa (11/2) mengatakan bahwa kerja sama yang sudah dibangun selama kurang lebih dua tahun itu berupa pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk tenaga medis di NTT, kemudian juga riset atau penelitian komunitas.
"Selain itu dua kerja sama lain adalah edukasi masyarakat, serta yang terakhir adalah perbaikan infrastruktur pendidikan usia dini, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan status gizi ibu hamil, bayi dan anak di NTT," katanya.
Yang lebih penting lagi adalah laporan yang disampaikan ke pemerintah provinsi NTT merupakan hasil riset yang dilakukan oleh sejumlah dokter di Jawa Timur dan NTT serta Kalbe yang sudah dilakukan selama kurang lebih dua tahun itu.
Dari hasil riset yang dilakukan terdapat tiga kelompok temuan penting yang terdiri dari riset pengaruh suplementasi dan edukasi nutrisi pada kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin, bayi dan anak pra-sekolah di Kota Kupang.
Ia juga mengatakan bahwa berbagai kegiatan CSR yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk pelayanan dan pendidikan untuk masyarakat di Kota Kupang tetapi semua kegiatan tersebut juga disertai dengan penelitian yang dirancang oleh pata ahli anak dari IDAI NTT dan Jatim serta Pemda NTT.
Sementara itu Ketua IDAI Cabang NTT Dr. Frans Taolin mengatakan bahwa dipilihnya NTT menjadi lokasi riset masalah stunting karena NTT merupakan salah satu wilyah di Indonesia yang masih menghadapi tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak.
"Kegiatan hari ini merupakan puncak acara dari beberapa kegiatan besar yang telah dilakukan sejak 2017. Pemilihan NTT ini karena memang NTT diketahui masih menghadapi banyak tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak, ' ujar dia.
Pihaknya juga mengharapkan agar hasil riset yang akan dilaporkan dapat menjadi acuan dari pemda NTT dan provinsi lainya di Indonesia dalam membantu mengurangi stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh gizi minim.