Kupang (ANTARA) - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur H Jamaludin Ahmad menyatakan bersedia jadi Ketua Umum kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat nasional ke-2 Tahun 2020 demi merawat kebhinekaan di Tanah Air.
"Saya bersedia mengurus hal ini (kegiatan Pesparani Nasional ke-II tahun 2020) bukan urusan agama, namun bagaimana peran kita demi merawat kebhinekaan bangsa ini," katanya dalam acara peluncuran sayembara logo dan mars Pesparani Nasional ke-2 tahun 2020 di Kupang, Rabu (12/2).
Dia mengatakan ketika dirinya menerima amanat dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada 2019 lalu, banyak pihak ribut di media massa terutama dari kalangan yang berbeda paham karena menganggap bukan hal yang biasa.
Jamaludin pun mempertanyakan apakah orang-orang yang menjadi ketua kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di berbagai daerah dari kalangan Kristiani lalu berpindah agama.
"Kan tidak, yang Kristen tidak pindah Islam dan juga sebaliknya. Ini kan bagaimana kita membangun penguatan pijakan moral bangsa, merajut kebangsaan, dan toleransi," katanya.
Wakil Wali Kota Kupang dr Hermanus Man saat menerima panitia Pesparani di Kupang. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)
"Dalam Islam dikenal dengan hablum minannas, memperkuat yang namanya persaudaraan sebangsa, persaudaraan umat manusia, ini yang sangat penting " katanya.
Jamaludin yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda NTT itu mengatakan, awalnya dirinya merasa cukup berat menerima amanah sebagai Ketua Umum Pesparani dalam ajang nasional tersebut.
"Namun, karena ajang ini hampir sama mekanismenya seperti pelaksanaan MTQ maka saya menginginkan agar Pesparani tingkat nasional yang akan digelar pada 27 Oktober 2020 di Kota Kupang berlangsung dengan semarak," katanya.
"Kita ingin berbagai pihak di NTT terlibat untuk memperkenalkan toleransi dan kebersamaan melalui kegiatan ini sesuai tema utama kegiatan yakni Dari NTT Untuk Nusantara," katanya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara peluncuran tersebut, Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) NTT, Frans Salem, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka, Ketua Pelaksana Pesparani Katolik Nasional II, Sinun Petrus Manuk, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Sarman Marselinus, serta perwakilan dari Polda NTT, AKBP Domi Yampormase.
Penampilan Paduan Suara Chatolik Choir Community Kota Jayapura dalam acara pembukaan Pesparani I Katolik tingkat Provinsi Papua yang digelar di auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen), Distrik Abepura, Kota Jayapura.(ANTARA FOTO/Alfian Rumagit)
"Saya bersedia mengurus hal ini (kegiatan Pesparani Nasional ke-II tahun 2020) bukan urusan agama, namun bagaimana peran kita demi merawat kebhinekaan bangsa ini," katanya dalam acara peluncuran sayembara logo dan mars Pesparani Nasional ke-2 tahun 2020 di Kupang, Rabu (12/2).
Dia mengatakan ketika dirinya menerima amanat dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada 2019 lalu, banyak pihak ribut di media massa terutama dari kalangan yang berbeda paham karena menganggap bukan hal yang biasa.
Jamaludin pun mempertanyakan apakah orang-orang yang menjadi ketua kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di berbagai daerah dari kalangan Kristiani lalu berpindah agama.
"Kan tidak, yang Kristen tidak pindah Islam dan juga sebaliknya. Ini kan bagaimana kita membangun penguatan pijakan moral bangsa, merajut kebangsaan, dan toleransi," katanya.
Jamaludin yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda NTT itu mengatakan, awalnya dirinya merasa cukup berat menerima amanah sebagai Ketua Umum Pesparani dalam ajang nasional tersebut.
"Namun, karena ajang ini hampir sama mekanismenya seperti pelaksanaan MTQ maka saya menginginkan agar Pesparani tingkat nasional yang akan digelar pada 27 Oktober 2020 di Kota Kupang berlangsung dengan semarak," katanya.
"Kita ingin berbagai pihak di NTT terlibat untuk memperkenalkan toleransi dan kebersamaan melalui kegiatan ini sesuai tema utama kegiatan yakni Dari NTT Untuk Nusantara," katanya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara peluncuran tersebut, Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) NTT, Frans Salem, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka, Ketua Pelaksana Pesparani Katolik Nasional II, Sinun Petrus Manuk, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Sarman Marselinus, serta perwakilan dari Polda NTT, AKBP Domi Yampormase.