Jakarta (ANTARA) -
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi doktrin "100 persen Katolik 100 persen Indonesia" yang disampaikan Ignatius Suharyo, beberapa waktu lalu. Doktrin itu berasal dari Monsinyur Albertus Soegijapranata (1896-1963), uskup pribumi pertama Indonesia.
"Ini kalimat sederhana tapi menginspirasi kita semua sebagai bangsa," katanya.
Menurut dia, doktrin ini sarat akan kesadaran dan penerimaan terhadap keberagaman di Indonesia. Apalagi Indonesia didirikan dengan ciri kodrati yang majemuk, beragam, baik dari suku, bangsa, agama, dan keragaman lainnya.
"Indonesia ini berdiri, merdeka, dan kuat seperti sekarang ini karena keberbedaan dan keberagaman yang dimiliki," kata dia.
Yaqut juga mengapresiasi tema Pesparani III yang relevan dengan alasan kenapa Indonesia berdiri. Tema ini juga kontekstual dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang mengangkat tema "Bersama Memajukan Indonesia".
Kebersamaan para pemuda, kata dia, menjadi kunci kemerdekaan Indonesia. Kebersamaan pemuda juga menjadi kunci negeri ini bisa mewujudkan cita-cita besar.
"Pemuda menjadi kunci bagaimana kita bisa menuai harapan-harapan yang kita semai di masa-masa sekarang dan kita ambil hikmahnya di masa yang akan datang," kata dia.
Ia berharap, umat Katolik terus menjadi contoh dalam merawat semangat kebersamaan dalam keberagaman sebab kebersamaan dalam keberagaman kekuatan untuk membangun bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar.
Baca juga: Wamenag: Pesparani sarana tingkatkan wawasan keagamaan
Baca juga: Menag: Pesparani sarana umat Katolik berkontribusi membangun bangsa