Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur telah memasarkan sebanyak 10 ton beras Molas Lembor yang diproduksi petani Lembor di Kabupaten Manggarai Barat, untuk masyarakat di wilayah barat Pulau Flores itu.
"Beras Molas Lembor sudah mulai kami pasarkan, sebanyak 10 ton untuk masyarakat di wilayah Ruteng dan Labuan Bajo," kata Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Divre NTT Alex Malelak ketika dihubungi di Kupang, Rabu (19/2).
Dia menjelaskan pemasaran beras jenis premium yang diproduksi para petani Lembor itu telah dilakukan sejak Desember 2019 dengan harga Rp10.000 per kilogram atau Rp100.000/karung untuk 10 kg.
Beras tersebut, lanjut dia, dijual melalui para pedagang di pasar maupun langsung ke masyarakat yang berada di wilayah Ruteng, Kabupaten Manggarai, dan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Untuk sementara kami menjualnya dengan harga promosi Rp10.000 per kg dan sekaligus memperkenalkan beras baru ini ke masyarakat," katanya.
Baca juga: Molas Lembor, merek beras dari Manggarai Barat
Alex menjelaskan, untuk saat ini, seluruh stok beras Molas Lembor sudah habis terjual pada pekan lalu sehingga penjualan selanjutnya masih menunggu pasokan dari para petani.
"Kami sesuaikan dengan panen dari petani yang kemudian diproses lebih lanjut baru kami lakukan pengadaan lagi untuk dipasarkan ke masyarakat," katanya.
Beras Molas Lembor merupakan beras lokal premium pertama di NTT yang diluncurkan Bank Indonesia Perwakilan NTT bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun ke-61 Provinsi NTT yang dipusatkan di Kabupaten Sumba Timur pada 20 Desember 2019.
Beras ini diproduksi para petani di wilayah Lembor yang merupakan klaster binaan BI di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores yang bekerja sama dengan Bulog Divre NTT.
"Hadirnya beras Molas Lembor jenis premium ini merupakan bagian dari kontribusi BI dalam bingkai masyarakat ekonomi NTT," kata Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja.
Baca juga: Beras molas Lembor premium untuk NTT
"Beras Molas Lembor sudah mulai kami pasarkan, sebanyak 10 ton untuk masyarakat di wilayah Ruteng dan Labuan Bajo," kata Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Divre NTT Alex Malelak ketika dihubungi di Kupang, Rabu (19/2).
Dia menjelaskan pemasaran beras jenis premium yang diproduksi para petani Lembor itu telah dilakukan sejak Desember 2019 dengan harga Rp10.000 per kilogram atau Rp100.000/karung untuk 10 kg.
Beras tersebut, lanjut dia, dijual melalui para pedagang di pasar maupun langsung ke masyarakat yang berada di wilayah Ruteng, Kabupaten Manggarai, dan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Untuk sementara kami menjualnya dengan harga promosi Rp10.000 per kg dan sekaligus memperkenalkan beras baru ini ke masyarakat," katanya.
Baca juga: Molas Lembor, merek beras dari Manggarai Barat
Alex menjelaskan, untuk saat ini, seluruh stok beras Molas Lembor sudah habis terjual pada pekan lalu sehingga penjualan selanjutnya masih menunggu pasokan dari para petani.
"Kami sesuaikan dengan panen dari petani yang kemudian diproses lebih lanjut baru kami lakukan pengadaan lagi untuk dipasarkan ke masyarakat," katanya.
Beras Molas Lembor merupakan beras lokal premium pertama di NTT yang diluncurkan Bank Indonesia Perwakilan NTT bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun ke-61 Provinsi NTT yang dipusatkan di Kabupaten Sumba Timur pada 20 Desember 2019.
Beras ini diproduksi para petani di wilayah Lembor yang merupakan klaster binaan BI di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores yang bekerja sama dengan Bulog Divre NTT.
"Hadirnya beras Molas Lembor jenis premium ini merupakan bagian dari kontribusi BI dalam bingkai masyarakat ekonomi NTT," kata Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja.
Baca juga: Beras molas Lembor premium untuk NTT