Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa Pulau Timor bagian barat NTT dinyatakan positif terserang virus African Swine Fever (ASF) yang diduga kuat masuk dari Timor Leste dan telah menewaskan ratusan ekor ternak babi.
"Hasil pemeriksaan laboratorium sudah terkonfirmasi bahwa positif ASF di Kabupaten Belu dan ini tentu berdampak pada seluruh wilayah di Pulau Timor," kata Asisten II Setda Nusa Tenggara Timur Semuel Rebo kepada Antara di Kupang, Selasa (25/2).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar virus aneh yang menyerang ternak babi milik petani di Pulau Timor saat ini dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap contoh daging babi di Medan, Sumatera Utara.
Menurut dia, pemerintah baru mendapat hasil laboratorium dari Medan dan menyatakan bahwa virus yang menyerang ternak babi saat ini adalah virus ASF.
Dinas Pertanian NTT terus mewaspadai masuknya penyakit hewan pada babi atau African Swine Fever (ASF) yang kini dilaporkan sudah melanda Pulau Timor bagian NTT. (ANTARA FOTO/Mulyana)
Dia juga mengimbau peternak babi jika melihat gejala aneh, dimana ternak sudah tidak makan, maka segera dipotong untuk dipasarkan.
"Langkah ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar pada petani peternak," kata mantan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT itu.
Mengenai penanganan, dia mengatakan dalam hubungan dengan virus ini, pemerintah segera menggelar rapat dengan instansi terkait, untuk mengambil langkah-langkah penanganan.
"Sementara itu dulu, karena kami sudah mengundang instansi terkait untuk menggelar rapat pagi ini, Selasa, untuk membahas masalah ini dan langkah penanganan. Hasil rapat koordinasi ini akan disampaikan untuk dipublikasikan," kata Semuel Rebo. *
Peternakan babi di NTT dalam ancaman bahaya African Swine Fever (ASF). (ANTARA/HO-Dinas Peternakan)
"Hasil pemeriksaan laboratorium sudah terkonfirmasi bahwa positif ASF di Kabupaten Belu dan ini tentu berdampak pada seluruh wilayah di Pulau Timor," kata Asisten II Setda Nusa Tenggara Timur Semuel Rebo kepada Antara di Kupang, Selasa (25/2).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar virus aneh yang menyerang ternak babi milik petani di Pulau Timor saat ini dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap contoh daging babi di Medan, Sumatera Utara.
Menurut dia, pemerintah baru mendapat hasil laboratorium dari Medan dan menyatakan bahwa virus yang menyerang ternak babi saat ini adalah virus ASF.
"Langkah ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar pada petani peternak," kata mantan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT itu.
Mengenai penanganan, dia mengatakan dalam hubungan dengan virus ini, pemerintah segera menggelar rapat dengan instansi terkait, untuk mengambil langkah-langkah penanganan.
"Sementara itu dulu, karena kami sudah mengundang instansi terkait untuk menggelar rapat pagi ini, Selasa, untuk membahas masalah ini dan langkah penanganan. Hasil rapat koordinasi ini akan disampaikan untuk dipublikasikan," kata Semuel Rebo. *