Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sampai dengan Jumat (28/2) sore jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota Provinsi NTT itu sudah mencapai 373 kasus.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsih di Kupang, Jumat (28/2) mengatakan jumlah itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pekan lalu.
"Pada Senin 17 Februari 2020 pekan lalu jumlah penderita DBD di Kota Kupang baru mencapai 248 kasus, kini jumlahnya justru sudah meningkat," tambahnya.
Ia mengemukakan selain 373 kasus warga yang terjangkit virus nyamuk Aedes Aegypti, pihaknya juga melaporkan bahwa jumlah korban yang meninggal akibat DBD di kota itu sudah mencapai empat orang dari semula hanya tiga orang.
Kasus DBD terbanyak di ibu kota provinsi itu adalah di Kecamatan Sikumana dengan jumlah kasus 105, disusul oleh Kecamatan Oesapa dengan jumlah kasus 65.
Baca juga: 206 warga Kota Kupang terserang DBD
Baca juga: Tiga kabupaten di NTT KLB demam berdarah
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan peta endemis DBD hasil survei Dinkes Kota Kupang di 51 kelurahan, baru terdapat 11 kelurahan saja yang bebas dari atau memiliki angka bebas jentik terendah.
Hal ini sangat mengkhawatirkan sebab jika angka bebas jentiknya rendah maka otomatis angka penderita DBDnya akan semakin meningkat.
Upaya pencegahan, penanganan dan penanggulangan secara intensif berkoordinasi dengan pihak Puskesmas yang terus siaga maupun camat dan lurah dalam mengerahkan warga agar mengantisipasi dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk,” tambah Sri.
Selain DBD, Dinas Kesehatan juga mengingatkan warga waspada dan antisipasi penyakit lainnya seperti diare dan malaria.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsih di Kupang, Jumat (28/2) mengatakan jumlah itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pekan lalu.
"Pada Senin 17 Februari 2020 pekan lalu jumlah penderita DBD di Kota Kupang baru mencapai 248 kasus, kini jumlahnya justru sudah meningkat," tambahnya.
Ia mengemukakan selain 373 kasus warga yang terjangkit virus nyamuk Aedes Aegypti, pihaknya juga melaporkan bahwa jumlah korban yang meninggal akibat DBD di kota itu sudah mencapai empat orang dari semula hanya tiga orang.
Kasus DBD terbanyak di ibu kota provinsi itu adalah di Kecamatan Sikumana dengan jumlah kasus 105, disusul oleh Kecamatan Oesapa dengan jumlah kasus 65.
Baca juga: 206 warga Kota Kupang terserang DBD
Baca juga: Tiga kabupaten di NTT KLB demam berdarah
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan peta endemis DBD hasil survei Dinkes Kota Kupang di 51 kelurahan, baru terdapat 11 kelurahan saja yang bebas dari atau memiliki angka bebas jentik terendah.
Hal ini sangat mengkhawatirkan sebab jika angka bebas jentiknya rendah maka otomatis angka penderita DBDnya akan semakin meningkat.
Upaya pencegahan, penanganan dan penanggulangan secara intensif berkoordinasi dengan pihak Puskesmas yang terus siaga maupun camat dan lurah dalam mengerahkan warga agar mengantisipasi dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk,” tambah Sri.
Selain DBD, Dinas Kesehatan juga mengingatkan warga waspada dan antisipasi penyakit lainnya seperti diare dan malaria.