Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa tekanan rendah yang sedang tumbuh di pesisir Barat Australia telah memicu hujan deras, disertai angin di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Hujan yang terjadi di wilayah Kupang dan sekitarnya pada sore hingga malam hari, karena adanya penumpukan massa udara akibat pertemuan massa udara, yang diakibatkan adanya tekanan rendah di pesisir Barat Australia," jelas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Sabtu (29/2).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan faktor yang menjadi pemicu terjadinya hujan disertai angin pada sejumlah wilayah di NTT saat ini.
Menurut dia, berdasarkan hasil prakiraan, ada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu masih akan dilanda hujan sedang hingga deras sampai Minggu, 1 Maret 2020.
Warga menggunakan masker setelah mewabahnya virus corona saat menunggu antrian bus di tengah hujan di depan sebuah pusat perbelanjaan di Seoul, Korea Selatan, Jumat (28/2/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/nz/djo)
Wilayah-wilayah tersebut antara lain Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Manggarai Timur, Manggarai, Nagekeo Sumba Timur, Pulau Timor, Alor, Manggarai Barat dan Pulau Sumba.
Dia mengatakan, dengan tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir ini, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana.
Dampak bencana yang bisa ditimbulkan adalah banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transpotasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, diimbau untuk mewaspadai potensi tinggi gelombang laut.
Potensi gelombang laut, menurut dia dapat mencapai 1.25 hingga 2.5 meter di wilayah perairan laut utara Flores, Selat Sape bagian Selatan, Selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai.
Selain perairan laut Kupang-Rote yang beresiko tinggi terhadap perahu nelayan dan kapal tongkang.
Serta gelombang setinggi 2.5 hingga 3.0 meter di wilayah Samudera Hindia Selatan Sumba Sabu dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote yang beresiko tinggi terhadap Kapal Ferry, tambahnya.
Ilustrasi: Angin kencang akibatkan pohon tumbang timpa sebuah kendaraan (ANTARA/HO-Dokumen)
"Hujan yang terjadi di wilayah Kupang dan sekitarnya pada sore hingga malam hari, karena adanya penumpukan massa udara akibat pertemuan massa udara, yang diakibatkan adanya tekanan rendah di pesisir Barat Australia," jelas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Sabtu (29/2).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan faktor yang menjadi pemicu terjadinya hujan disertai angin pada sejumlah wilayah di NTT saat ini.
Menurut dia, berdasarkan hasil prakiraan, ada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu masih akan dilanda hujan sedang hingga deras sampai Minggu, 1 Maret 2020.
Dia mengatakan, dengan tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir ini, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana.
Dampak bencana yang bisa ditimbulkan adalah banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transpotasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, diimbau untuk mewaspadai potensi tinggi gelombang laut.
Potensi gelombang laut, menurut dia dapat mencapai 1.25 hingga 2.5 meter di wilayah perairan laut utara Flores, Selat Sape bagian Selatan, Selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai.
Selain perairan laut Kupang-Rote yang beresiko tinggi terhadap perahu nelayan dan kapal tongkang.
Serta gelombang setinggi 2.5 hingga 3.0 meter di wilayah Samudera Hindia Selatan Sumba Sabu dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote yang beresiko tinggi terhadap Kapal Ferry, tambahnya.