Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur melarang pasokan ternak babi dari luar daerah masuk ke wilayah setempat untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) yang dinyatakan positif menyerang ternak babi di wilayah Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Virus ASF yang sudah masuk di daratan Timor membuat kami di Flores Timur siaga satu untuk mengantisipasinya," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli kepada ANTARA di Kupang, Jumat (6/3)
Dia menjelaskan, virus ASF merupakan endemik dan belum ada obat atau vaksinnya sehingga jika ternak babi tertular maka akan mati dan menular ke ternak lainnya dengan cepat.
Untuk itu pemerintah melarang agar pasokan dari luar daerah masuk ke Flores Timur, termasuk olahan makanan yang berbahan dasar babi, katanya.
Baca juga: Pulau Timor positif terserang virus ASF
"Misalkan hasil olahan daging babi Se'i. Daging olahan ini kalau mengandung kuman virus ASF maka virusnya bisa bertahan hidup hingga 30 hari. Ketika kita mengonsumsi dan sisa makanannya dimakan babi misalkan, maka otomatis akan terjangkit ke ternak lain," katanya.
Menurut dia, pasokan ternak babi dari luar daerah sangat berpotensi merugikan peternak lain di Flores Timur sehingga perlu upaya pencegahan secara serius.
Untuk itu Agustinus mengaku telah memerintahkan Sekretaris Daerah dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) setempat untuk mengantisipasi dan melarang masuknya ternak babi dalam kondisi hidup maupun daging olahan.
"Surat perintah juga sudah dikirim ke para camat dan kepala desa serta lurah dan pemangku kepentingan lain agar melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat terkait larangan ini," katanya.
Baca juga: Akibat serangan virus ASF, 2.000 ekor babi di NTT mati
Dia mengatakan pemerintah setempat terus menjaga pintu masuk transportasi, seperti jalur laut dari wilayah Pulau Timor yang masuk di Pelabuhan Feri Waibalun, Pelabuhan Feri Deri, jalur laut dari Kabupaten Lembata, maupun jalur darat dari Kabupaten Sikka, serta di Bandara Gewayantana, Larantuka.
"Kepada semua elemen masyarakat kami imbau agar jika melihat ada pasokan ternak babi dari luar Flores Timur maka silahkan melapor ke unsur pemerintah atau aparat keamaan terdekat agar ditolak atau dikirim kembali," katanya.
Agustinus mengingatkan bahwa fenomena serangan virus ASF sangat serius dan berbahaya bagi ternak babi yang tentunya akan berdampak buruk bagi perekonomian petani-peternak di kabupaten yang berada di bagian paling timur Pulau Flores itu.
Baca juga: Pemerintah tutup lalu lintas ternak babi dari dan ke NTT
"Virus ASF yang sudah masuk di daratan Timor membuat kami di Flores Timur siaga satu untuk mengantisipasinya," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli kepada ANTARA di Kupang, Jumat (6/3)
Dia menjelaskan, virus ASF merupakan endemik dan belum ada obat atau vaksinnya sehingga jika ternak babi tertular maka akan mati dan menular ke ternak lainnya dengan cepat.
Untuk itu pemerintah melarang agar pasokan dari luar daerah masuk ke Flores Timur, termasuk olahan makanan yang berbahan dasar babi, katanya.
Baca juga: Pulau Timor positif terserang virus ASF
"Misalkan hasil olahan daging babi Se'i. Daging olahan ini kalau mengandung kuman virus ASF maka virusnya bisa bertahan hidup hingga 30 hari. Ketika kita mengonsumsi dan sisa makanannya dimakan babi misalkan, maka otomatis akan terjangkit ke ternak lain," katanya.
Menurut dia, pasokan ternak babi dari luar daerah sangat berpotensi merugikan peternak lain di Flores Timur sehingga perlu upaya pencegahan secara serius.
Untuk itu Agustinus mengaku telah memerintahkan Sekretaris Daerah dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) setempat untuk mengantisipasi dan melarang masuknya ternak babi dalam kondisi hidup maupun daging olahan.
"Surat perintah juga sudah dikirim ke para camat dan kepala desa serta lurah dan pemangku kepentingan lain agar melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat terkait larangan ini," katanya.
Baca juga: Akibat serangan virus ASF, 2.000 ekor babi di NTT mati
Dia mengatakan pemerintah setempat terus menjaga pintu masuk transportasi, seperti jalur laut dari wilayah Pulau Timor yang masuk di Pelabuhan Feri Waibalun, Pelabuhan Feri Deri, jalur laut dari Kabupaten Lembata, maupun jalur darat dari Kabupaten Sikka, serta di Bandara Gewayantana, Larantuka.
"Kepada semua elemen masyarakat kami imbau agar jika melihat ada pasokan ternak babi dari luar Flores Timur maka silahkan melapor ke unsur pemerintah atau aparat keamaan terdekat agar ditolak atau dikirim kembali," katanya.
Agustinus mengingatkan bahwa fenomena serangan virus ASF sangat serius dan berbahaya bagi ternak babi yang tentunya akan berdampak buruk bagi perekonomian petani-peternak di kabupaten yang berada di bagian paling timur Pulau Flores itu.
Baca juga: Pemerintah tutup lalu lintas ternak babi dari dan ke NTT