Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur memastikan pembangunan infrastruktur yang sudah dialokasikan di daerah tetap berjalan di tengah merebaknya serangan wabah virus corona jenis baru (COVID-19).
"Pembangunan infrastruktur tetap berjalan sebagai bagian sektor ekonomi yang tetap dipertahankan di tengah ancaman wabah COVID-19 saat ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) NTT, Lecky Koli, kepada ANTARA di Kupang, Kamis, (9/4).
Ia mengemukakan hal itu menanggapi pertanyaan seputar adanya ancaman pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap pembangunan infrastruktur di NTT.
Lecky Koli mengatakan, pembangunan infrastruktur seperti jalan provinsi dan lainnya tetap dipertahankan di tengah merebaknya COVID-19.
"Nanti di proyek-proyek itu kita juga siapkan program padat karya tunai sehingga masyarakat terdampak bisa dilibatkan bekerja untuk memperoleh pendapatan," katanya.
Baca juga: Infrastruktur jalan di utara Pulau Flores dibenahi
"Jadi ada bagian pekerjaan yang memang bisa dikerjakan masyarakat misalnya penggalian, penimbunan, pemasangan, itu lah yang kita libatkan masyarakat lokal yang terdampak COVID-19 sehingga ada sumber pendapatan bagi mereka," katanya.
Lecky Koli mengatakan, memang secara indikator makro, pembangunan infrastruktur tentu akan berubah karena adanya kondisi pelemahan dari sisi ekonomi.
"Karena itu progres pembangunan akan kami koreksi dan skema pekerjaan bisa diubah, misalnya pekerjaan yang tidak sama sekali tidak memungkinkan diselesaikan akan dinaikkan menjadi proyek multiyears," katanya.
Baca juga: Pemerintah tingkatkan pembangunan infrastruktur di NTT
Ia menambahkan, pemerintah provinsi memastikan pembangunan sektor ekonomi akan tetap berjalan. Sedang, aspek tertentu yang tidak berkaitan langsung dengan masyarakat seperti perjalanan dinas, rapat-rapat, itu yang anggarannya dipangkas untuk sektor lainnya yang lebih urgen.
Ia mencontohkan, seperti anggaran sekitar Rp60 miliar yang dialokasikan untuk mem-back up pelayanan di sektor kesehatan untuk menunjang penanganan serangan COVID-19.
"Pembangunan infrastruktur tetap berjalan sebagai bagian sektor ekonomi yang tetap dipertahankan di tengah ancaman wabah COVID-19 saat ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) NTT, Lecky Koli, kepada ANTARA di Kupang, Kamis, (9/4).
Ia mengemukakan hal itu menanggapi pertanyaan seputar adanya ancaman pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap pembangunan infrastruktur di NTT.
Lecky Koli mengatakan, pembangunan infrastruktur seperti jalan provinsi dan lainnya tetap dipertahankan di tengah merebaknya COVID-19.
"Nanti di proyek-proyek itu kita juga siapkan program padat karya tunai sehingga masyarakat terdampak bisa dilibatkan bekerja untuk memperoleh pendapatan," katanya.
Baca juga: Infrastruktur jalan di utara Pulau Flores dibenahi
"Jadi ada bagian pekerjaan yang memang bisa dikerjakan masyarakat misalnya penggalian, penimbunan, pemasangan, itu lah yang kita libatkan masyarakat lokal yang terdampak COVID-19 sehingga ada sumber pendapatan bagi mereka," katanya.
Lecky Koli mengatakan, memang secara indikator makro, pembangunan infrastruktur tentu akan berubah karena adanya kondisi pelemahan dari sisi ekonomi.
"Karena itu progres pembangunan akan kami koreksi dan skema pekerjaan bisa diubah, misalnya pekerjaan yang tidak sama sekali tidak memungkinkan diselesaikan akan dinaikkan menjadi proyek multiyears," katanya.
Baca juga: Pemerintah tingkatkan pembangunan infrastruktur di NTT
Ia menambahkan, pemerintah provinsi memastikan pembangunan sektor ekonomi akan tetap berjalan. Sedang, aspek tertentu yang tidak berkaitan langsung dengan masyarakat seperti perjalanan dinas, rapat-rapat, itu yang anggarannya dipangkas untuk sektor lainnya yang lebih urgen.
Ia mencontohkan, seperti anggaran sekitar Rp60 miliar yang dialokasikan untuk mem-back up pelayanan di sektor kesehatan untuk menunjang penanganan serangan COVID-19.