Kupang (ANTARA) - Dua kapal asing dilaporkan melego jangkar di sekitar perairan Pulau Sika-Mali, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT Wilayah Kabupaten Alor, Muhammad Saleh Goro, yang dikonfirmasi ANTARA melalui kontak telepon dari Kupang, Kamis, (9/4) mengakui adanya dua kapal asing yang lego jangkar di perairan Alor.
Baca juga: Kawasan konservasi SAP Selat Pantar ditutup untuk wisatawan
"Informasi mengenai keberadaan dua kapal asing itu diperoleh dari Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Alor pada Rabu, (8/4) sekitar pukul 15.00 WITA," katanya.
Setelah menerima informasi, pihaknya menggelar kegiatan Patroli Keselamatan Pelayaran bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Alor, dengan menggunakan tiga kapal nelayan untuk mendekati kedua kapal tersebut.
Petugas sedang bergerak menuju kapal asing yang sedang lego jangkar di Zona Inti Kawasan Konservasi SAP Selat Pantar, di sekitar Pulau Sika. (ANTARA FOTO/HO-Istimewa)
Berbendera Australia
Berdasarkan hasil patroli, tim mencatat kedua kapal tersebut berbendera Australia dengan identitas SY Evolution, dengan bobot kotor sekitar 10 GT, dengan dua orang awak kapal (laki-laki dan perempuan).
Satunya adalah kapal SY Nomad, berbobot sekitar 14 GT, dengan awak kapal dua orang (laki-laki dan perempuan).
Muhammad Saleh Goro mengatakan, tim tidak begitu mengetahui identitas kapal lebih detail, karena tidak berani naik ke atas kedua kapal tersebut dengan alasan sangat berisiko.
Baca juga: Nelayan Alor diminta tak bawa ikan ke Timor Leste
Karena itu, setelah terjadi negosiasi dan menanyakan maksud kedatangan mereka ke Pulau Alor, kedua kapal diperintahkan untuk segera meninggalkan perairan Alor.
Kedua kapal yang lego jangkar di Zona Inti Kawasan Konservasi SAP Selat Pantar, di sekitar Pulau Sika itu kemudian meninggalkan perairan itu pada Rabu (8/4) pukul 17.42 WITA, kata Muhammad Saleh Goro.
Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT Wilayah Kabupaten Alor, Muhammad Saleh Goro, yang dikonfirmasi ANTARA melalui kontak telepon dari Kupang, Kamis, (9/4) mengakui adanya dua kapal asing yang lego jangkar di perairan Alor.
Baca juga: Kawasan konservasi SAP Selat Pantar ditutup untuk wisatawan
"Informasi mengenai keberadaan dua kapal asing itu diperoleh dari Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Alor pada Rabu, (8/4) sekitar pukul 15.00 WITA," katanya.
Setelah menerima informasi, pihaknya menggelar kegiatan Patroli Keselamatan Pelayaran bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Alor, dengan menggunakan tiga kapal nelayan untuk mendekati kedua kapal tersebut.
Berbendera Australia
Berdasarkan hasil patroli, tim mencatat kedua kapal tersebut berbendera Australia dengan identitas SY Evolution, dengan bobot kotor sekitar 10 GT, dengan dua orang awak kapal (laki-laki dan perempuan).
Satunya adalah kapal SY Nomad, berbobot sekitar 14 GT, dengan awak kapal dua orang (laki-laki dan perempuan).
Muhammad Saleh Goro mengatakan, tim tidak begitu mengetahui identitas kapal lebih detail, karena tidak berani naik ke atas kedua kapal tersebut dengan alasan sangat berisiko.
Baca juga: Nelayan Alor diminta tak bawa ikan ke Timor Leste
Karena itu, setelah terjadi negosiasi dan menanyakan maksud kedatangan mereka ke Pulau Alor, kedua kapal diperintahkan untuk segera meninggalkan perairan Alor.
Kedua kapal yang lego jangkar di Zona Inti Kawasan Konservasi SAP Selat Pantar, di sekitar Pulau Sika itu kemudian meninggalkan perairan itu pada Rabu (8/4) pukul 17.42 WITA, kata Muhammad Saleh Goro.