Jakarta (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyampaikan keprihatinannya karena ada beberapa wartawan yang sampai terjangkit virus Corona karena menjalankan tugas di tengah pandemi COVID-19.
"Saya prihatin ada beberapa wartawan sudah mulai positif. Saya harap mereka akan sehat, pulih kembali secepatnya. Begitu juga dengan korban-korban lain sekarang," kata Ketua Umum PWI Atal S Depari, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat, (10/4).
Menurut dia, semua organisasi pers, termasuk PWI tak henti-hentinya mengingatkan, mengimbau, dan menyampaikan prosedur tetap peliputan selama pandemi COVID-19.
Baca juga: Jubir: Infeksi COVID-19 terjadi di 34 provinsi
Artinya, kata dia, kedisiplinan dan komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan dan "physical distancing" perlu lebih ditekankan dalam menjalankan pekerjaan.
"Sekarang ini, kami berharap tidak ada wartawan bisa meliput tanpa protokol kesehatan. Itu sudah pasti," tegasnya.
Ia juga meminta seluruh perusahaan media untuk mengontrol setiap wartawannya dan membekali dan mempersiapkan protokol kesehatan sebelum melakukan peliputan.
Atal juga mengimbau kegiatan peliputan yang sebelumnya masih mengundang banyak wartawan sehingga menimbulkan kerumunan untuk dihindari selama pandemi COVID-19'
Baca juga: Ketua Gugus Tugas sebut disiplin kolektif penting atasi COVID-19
Ia mengingatkan banyak metode peliputan yang bisa dilakukan tanpa harus mengambil risiko dengan berkerumun di lapangan, misalnya melalui televisi pool, televisi streaming, telepon seluler, dan sebagainya.
Bahkan, kata dia, perwakilan media-media asing di Indonesia pun sudah tidak menerjunkan lagi wartawannya di lapangan selama pandemi Corona.
"Saya dengar beberapa perwakilan media di luar, misalnya AS, Inggris, perwakilannya di sini ga ada yang di lapangan. Apalagi, sampai mengejar pasien sampai rumah sakit (RS)," kata Atal.
"Saya prihatin ada beberapa wartawan sudah mulai positif. Saya harap mereka akan sehat, pulih kembali secepatnya. Begitu juga dengan korban-korban lain sekarang," kata Ketua Umum PWI Atal S Depari, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat, (10/4).
Menurut dia, semua organisasi pers, termasuk PWI tak henti-hentinya mengingatkan, mengimbau, dan menyampaikan prosedur tetap peliputan selama pandemi COVID-19.
Baca juga: Jubir: Infeksi COVID-19 terjadi di 34 provinsi
Artinya, kata dia, kedisiplinan dan komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan dan "physical distancing" perlu lebih ditekankan dalam menjalankan pekerjaan.
"Sekarang ini, kami berharap tidak ada wartawan bisa meliput tanpa protokol kesehatan. Itu sudah pasti," tegasnya.
Ia juga meminta seluruh perusahaan media untuk mengontrol setiap wartawannya dan membekali dan mempersiapkan protokol kesehatan sebelum melakukan peliputan.
Atal juga mengimbau kegiatan peliputan yang sebelumnya masih mengundang banyak wartawan sehingga menimbulkan kerumunan untuk dihindari selama pandemi COVID-19'
Baca juga: Ketua Gugus Tugas sebut disiplin kolektif penting atasi COVID-19
Ia mengingatkan banyak metode peliputan yang bisa dilakukan tanpa harus mengambil risiko dengan berkerumun di lapangan, misalnya melalui televisi pool, televisi streaming, telepon seluler, dan sebagainya.
Bahkan, kata dia, perwakilan media-media asing di Indonesia pun sudah tidak menerjunkan lagi wartawannya di lapangan selama pandemi Corona.
"Saya dengar beberapa perwakilan media di luar, misalnya AS, Inggris, perwakilannya di sini ga ada yang di lapangan. Apalagi, sampai mengejar pasien sampai rumah sakit (RS)," kata Atal.