Kupang (ANTARA) - Polres Kupang Kota membagikan 125 paket sembako kepada ratusan pekerja atau buruh harian yang terdampak COVID-19 di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

"Ada ratusan paket sembako yang dibagikan kepada 125 pekerja harian, yang sekarang kurang lebih hampir dua bulan dirumahkan tanpa gaji," kata Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung kepada wartawan di Kupang, Kamis, (16/4).

Aksi bagi-bagi sembako gratis bagi para buruh harian itu bekerja sama dengan kelompok masyarakat "Sayang Kota Kupang" yang juga peduli kepada masyarakat lain yang sulit mendapatkan makanan akibat pandemi COVID-19 itu.

Baca juga: Ribuan sopir angkutan di NTT dapat bantuan Rp600 ribu per bulan

Pantauan ANTARA, pembagian sembako itu tidak hanya dilakukan di jalan raya saja, tetapi juga di kos-kos karyawan hotel yang sudah dirumahkan sejak Maret 2020 lalu dan belum dipastikan kapan akan masuk kerja kembali.

Ia menyebutkan tiap paket sembako berisi beras berukuran lima kilogram, indomie 10 bungkus, minyak goreng, gula, teh, energen dan telur ayam.

Pembagian sembako itu tidak hanya dilakukan di dalam kota saja, tetapi juga di pinggir-pinggir kota Kupang seperti di Kecamatan Alak yang terdapat banyak buruh harian kapal.

Selain sembako yang dibagikan, pembagian masker juga dilakukan oleh Polres Kupang Kota di lima pasar tradisional di kota Kupang yakni Pasar Oeba, Pasar Oesapa, Pasar Oebobo, Pasar Kuanino dan Pasar Kasih Naikoten I.

Baca juga: Polda NTT bagikan 100 paket sembako untuk nelayan di perairan Kupang

Ada pula pembagian paket makanan tambahan dan vitamin serta face shield di 11 puskesmas di Kota Kupang serta 4 rumah sakit yakni RSU SK Lerik, RSUD Prof. Dr. W.Z.Johannes, RSJ Naimata, RS Undana.


Dalam pembagian itu juga pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga jarak dalam beraktivitas, serta tetap di rumah jika tak ada aktivitas yang sangat penting di luar rumah.

Beberapa pekerja harian yang mengaku terdampak oleh penyebaran Virus Corona itu mengaku sangat terbantu dengan bantuan sembako yang diberikan oleh pihak kepolisian tersebut.

Baca juga: Wakapolda NTT imbau pengusaha terus sediakan bahan pokok

"Kami tidak lagi bekerja sejak Maret lalu karena tingkat hunian hotel yang sepi. Dari 50 kamar yang sebelumnya selalu penuh kini sejak ada Virus Corona, hanya dua kamar yang terisi. Event dan pertemuan pun sangat sepi sehingga kami dirumahkan tanpa batas waktu," ujar Deby M (29), salah seorang staf hotel Amaris Kupang.

Ia pun berharap agar virus ini secepatnya selesai sehingga dirinya pun bisa leluasa mencari rejeki lagi seperti sebelumnya.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024