Kupang (ANTARA) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Bank BRI memberikan bantuan senilai Rp600 ribu per bulan kepada 1.955 sopir angkutan umum, bus, serta kendaraan travel yang terdampak COVID-19 di provinsi setempat.
"Sesuai data, ada kurang lebih 1.955 sopir yang ada di NTT ini yang setiap bulan selama tiga bulan berturut-turut mendapatkan bantuan program kemanusiaan untuk penanganan dampak COVID-19 ini," kata Dirlantas Polda NTT Kombes Pol Iroth Laurens R kepada wartawan di Kupang, Rabu (15/4) kemarin.
Ia mengatakan, program kemanusiaan itu baru diluncurkan di lingkup Polda NTT pada Rabu (15/4) siang dengan menghadirkan secara simbolik sebanyak enam sopir angkutan umum yang sudah didata.
Baca juga: Polda NTT bagikan 100 paket sembako untuk nelayan di perairan Kupang
Baca juga: Wakapolda NTT imbau pengusaha terus sediakan bahan pokok
Keenam sopir itu saat acara peluncuran tersebut juga langsung mendapatkan rekening bank yang selanjutnya mendapat transferan uang senilai Rp600 ribu dari Bank BRI selama beberapa hari ke depan.
"Tadi kita sudah launching dan kita hadirkan juga sopir angkutan umum. Mereka langsung menerima buku rekening serta ATM yang dapat digunakan setelah rekeningnya ditransferkan uang," tambah dia.
Namun, kata dia, bantuan tersebut tidak asal disalurkan begitu saja melainkan ada syaratnya. Semua sopir yang terdaftar akan menjalani pelatihan selama beberapa jam di Mapolda NTT terkait dengan pencegahan penyebaran COVID-19, katanya.
Selain itu, calon penerima bantuan juga akan mendapatkan pelatihan berupa cara mengendarai kendaraan yang benar, kemudian juga etika pelayanan kepada calon penumpang serta penumpang.
"Selain itu juga pelatihan terkait bahasa Inggris juga akan kita terapkan kepada para sopir angkutan umum karena pada saat menarik penumpang ada juga orang asing yang tak bisa berbahasa Indonesia, sehingga sopir harus juga dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris," tambah dia.
Lebih lanjut, Iroth mengatakan para sopir juga dibekali dengan bagaimana menangani COVID-19 sesuai dengan protokol penanganan yang sudah diterapkan oleh WHO.
Baca juga: 2.000 undangan sudah disebar, Polisi ini rela tunda pernikahan demi cegah COVID-19
Jika semua itu sudah diikuti, lanjut dia, maka sopir angkutan umum itu bisa mendapatkan bantuan dari program kemanusiaan untuk penanganan dampak dari COVID-19 itu.
Program bantuan itu, kata dia, tidak hanya bagi sopir angkutan umum, namun juga bagi tukang ojek, sopir taksi, taksi online yang memang merasakan langsung dampak penurunan pendapatan akibat merebaknya wabah COVID-19.
"Sesuai data, ada kurang lebih 1.955 sopir yang ada di NTT ini yang setiap bulan selama tiga bulan berturut-turut mendapatkan bantuan program kemanusiaan untuk penanganan dampak COVID-19 ini," kata Dirlantas Polda NTT Kombes Pol Iroth Laurens R kepada wartawan di Kupang, Rabu (15/4) kemarin.
Ia mengatakan, program kemanusiaan itu baru diluncurkan di lingkup Polda NTT pada Rabu (15/4) siang dengan menghadirkan secara simbolik sebanyak enam sopir angkutan umum yang sudah didata.
Baca juga: Polda NTT bagikan 100 paket sembako untuk nelayan di perairan Kupang
Baca juga: Wakapolda NTT imbau pengusaha terus sediakan bahan pokok
Keenam sopir itu saat acara peluncuran tersebut juga langsung mendapatkan rekening bank yang selanjutnya mendapat transferan uang senilai Rp600 ribu dari Bank BRI selama beberapa hari ke depan.
"Tadi kita sudah launching dan kita hadirkan juga sopir angkutan umum. Mereka langsung menerima buku rekening serta ATM yang dapat digunakan setelah rekeningnya ditransferkan uang," tambah dia.
Namun, kata dia, bantuan tersebut tidak asal disalurkan begitu saja melainkan ada syaratnya. Semua sopir yang terdaftar akan menjalani pelatihan selama beberapa jam di Mapolda NTT terkait dengan pencegahan penyebaran COVID-19, katanya.
Selain itu, calon penerima bantuan juga akan mendapatkan pelatihan berupa cara mengendarai kendaraan yang benar, kemudian juga etika pelayanan kepada calon penumpang serta penumpang.
"Selain itu juga pelatihan terkait bahasa Inggris juga akan kita terapkan kepada para sopir angkutan umum karena pada saat menarik penumpang ada juga orang asing yang tak bisa berbahasa Indonesia, sehingga sopir harus juga dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris," tambah dia.
Lebih lanjut, Iroth mengatakan para sopir juga dibekali dengan bagaimana menangani COVID-19 sesuai dengan protokol penanganan yang sudah diterapkan oleh WHO.
Baca juga: 2.000 undangan sudah disebar, Polisi ini rela tunda pernikahan demi cegah COVID-19
Jika semua itu sudah diikuti, lanjut dia, maka sopir angkutan umum itu bisa mendapatkan bantuan dari program kemanusiaan untuk penanganan dampak dari COVID-19 itu.
Program bantuan itu, kata dia, tidak hanya bagi sopir angkutan umum, namun juga bagi tukang ojek, sopir taksi, taksi online yang memang merasakan langsung dampak penurunan pendapatan akibat merebaknya wabah COVID-19.