Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong, mengatakan pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat terus fokus mendata semua warga yang masuk untuk mencegah penyebaran virus Corona jenis baru (COVID-19) di daerah yang berada di bagian paling barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu.
"Langka pencegahan COVID-19 terus kami lakukan dengan fokus pada pendataan. Begitu penumpang masuk ke wilayah Manggarai Barat, pada saat itu juga langsung didata," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (27/4).
Dengan pendataan rutin ini, lanjut dia, maka pemerintah dapat mengetahui kemana tujuan warga yang datang sehingga langsung dikoordinasi dengan pemerintah desa hingga tingkat RT/RW untuk memberlakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Manggarai Barat diminta perketat pengawasan pintu masuk
Baca juga: Korpri Manggarai Barat bantu Rp250 juta untuk penanganan COVID-19
Menurut dia, upaya ini penting karena saat ini banyak orang yang terpapar COVID-19, namun tidak memiliki gejala atau yang disebut dengan OTG (orang tanpa gejala).
Maria menjelaskan, sejak 25 Maret hingga saat ini, jumlah warga dari daerah zona merah yang masuk ke Kabupaten Manggarai Barat tercatat mencapai sekitar 4.500 orang.
Jumlah ini tersebar di seluruh kecamatan di Manggarai Barat yang lebih dominan di Kecamatan Komodo. "Namun kurang lebih sepertiga di antaranya sudah bebas dari isolasi rumah. Kami ikuti perkembangan mereka dari hari ke hari," katanya.
Maria Geong mengatakan, hingga saat ini pihaknya tidak memiliki persoalan berarti terkait upaya isolasi mandiri karena setiap desa sudah dibentuk relawan desa untuk penanganan COVID-19.
"Upaya pengawasan dari relawan ini betul-betul dilaksanakan, setiap pagi, sore, petugas survelians terus memonitor kondisi setiap orang yang berstatus orang dalam pemantauan," tuturnya.
"Langka pencegahan COVID-19 terus kami lakukan dengan fokus pada pendataan. Begitu penumpang masuk ke wilayah Manggarai Barat, pada saat itu juga langsung didata," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (27/4).
Dengan pendataan rutin ini, lanjut dia, maka pemerintah dapat mengetahui kemana tujuan warga yang datang sehingga langsung dikoordinasi dengan pemerintah desa hingga tingkat RT/RW untuk memberlakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Manggarai Barat diminta perketat pengawasan pintu masuk
Baca juga: Korpri Manggarai Barat bantu Rp250 juta untuk penanganan COVID-19
Menurut dia, upaya ini penting karena saat ini banyak orang yang terpapar COVID-19, namun tidak memiliki gejala atau yang disebut dengan OTG (orang tanpa gejala).
Maria menjelaskan, sejak 25 Maret hingga saat ini, jumlah warga dari daerah zona merah yang masuk ke Kabupaten Manggarai Barat tercatat mencapai sekitar 4.500 orang.
Jumlah ini tersebar di seluruh kecamatan di Manggarai Barat yang lebih dominan di Kecamatan Komodo. "Namun kurang lebih sepertiga di antaranya sudah bebas dari isolasi rumah. Kami ikuti perkembangan mereka dari hari ke hari," katanya.
Maria Geong mengatakan, hingga saat ini pihaknya tidak memiliki persoalan berarti terkait upaya isolasi mandiri karena setiap desa sudah dibentuk relawan desa untuk penanganan COVID-19.
"Upaya pengawasan dari relawan ini betul-betul dilaksanakan, setiap pagi, sore, petugas survelians terus memonitor kondisi setiap orang yang berstatus orang dalam pemantauan," tuturnya.