So`e, (Antara NTT) - Plan Internasional Indonesia Program Area Timor bekerja sama dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), meluncurkan turnamen sepak bola anak perempuan (girls football) di Kota So`e Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Program Area Manager Plan Internasional Indonesia Program Area Timor Imelda Adoe mengatakan, Kamis, (22/6), tingginya kekerasan pada anak, termasuk kekerasan berbasis gender dan perilaku berisiko yang masih kerap terjadi di Indonesia khususnya di NTT, menggugah pihaknya untuk menggelar turnamen tersebut.
"Artinya bahwa melalui turnamen ini kita ingin juga menyerukan stop kekerasan pada anak, dalam hal apapun dan dimanapun itu berada," katanya usai peluncuran turnamen sepak bola anak perempuan di lapangan sepak bola Pusat Penerangan Masyarakat di Soe, ibu kota TTS.
Ia menjelaskan turnamen yang digelar tersebut merupakan kelanjutan dari upaya inovatif Plan International Indonesia dalam mengkampanyekan pencegahan kekerasan pada anak termasuk yang berbasis gender melalui olahraga sepak bola.
Turnamen yang dihadiri juga oleh beberapa pemain timnas wanita Indonesia era 1980-an seperti penjaga gawang Mutia Datau tersebut dibuka dengan pertandingan persahabatan antara tim sepak bola perempuan Timor Tengah Selatan melawan tim sepak bola Timor Tengah Utara.
Proyek Girls Football ini akan menyasar langsung pada 500 anak perempuan dari 20 SMP. Nantinya di tiap SMP akan ada satu tim sepak bola anak perempuan. Tim ini akan dilibatkan dalam kompetisi sepak bola anak perempuan di tingkat kabupaten dan propinsi.
Sementara itu Ketua Departemen Sport Intelligent PSSI Fary Djemy Francis mengatakan kegiatan tersebut merupakan komitmen dari Plan dan PSSI untuk menghasilkan pemain sepakbola perempuan berprestasi dari NTT.
"Saat ini PSSI menggalakkan sepak bola perempuan terutama usia dini," ujarnya.
Ia mengatakan selain menjadikan sepak bola sebagai pintu masuk kesetaraan gender. Melalui sepak bola, masyarakat diberi pemahaman mengenai berbagai hal seperti toleransi dan perdamaian.
Dia mencontohkan, pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela membangun perdamian melalui sepak bola.
Fary yang juga pendiri Sekolah Sepakbola Bintang Timur di Kabupaten Belu mengatakan para pemain tidak hanya belajar bermain bola, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai kejujuran, percaya diri, persahabatan dan rendah hati.
Imelda menambahkan turnamen sepak bola anak perempuan itu juga merupakan sebuah proyek yang akan berlangsung selama 28 bulan, di mana anak-anak perempuan akan mendapatkan pelatihan teknis sepak bola oleh pelatih dari Asosiasi Sepak Bola tingkat kabupaten dan kota dan PSSI.
Selain itu anak-anak perempuan mendapat keterampilan kepemimpinan dan hubungan interpersonal, teknik kampanye dan advokasi untuk kesetaraan gender dan pencegahan perilaku berisiko seperti "bullying", penggunaan narkoba, penggunaan internet yang negatif, berpacaran tidak sehat, merokok dan dampak seks pra-nikah.
Sebanyak 40 guru atau relawan juga akan mendapat pelatihan khusus teknis sepak bola dan pengetahuan tentang perlindungan anak, serta gender. 2.500 anak laki-laki dan perempuan, 200 guru, dan 5.000 orang tuajuga turut terlibat di dalam proyek ini.
Sebelumnya, di Jakarta, Wakil Ketua PSSI Joko Driyono mengatakan bahwa PSSI mengapresiasi dan mendukung tunamen Girls Football di area Timor. Bentuk dukungan PSSI itu antara lain dengan menyediakan tenaga pelatih dan memberikan pelatihan teknis, peralatan standar sepak bola, serta memantau kompetisi yang akan berjalan.