Kupang (ANTARA) - Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) kembali menggelar pelatihan bagi 30 peserta, dan kali ini pelatihan yang dilakukan adalah pengolahan makanan siap saji yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Jumat (28/8).
Direktur BOPLBF Shana Fatinah kepada Antara saat dihubungi dari Kupang mengatakan pelatihan itu merupakan satu rangkaian kegiatan dengan pelatihan Butcher (pemotongan daging) sehari sebelumnya.
"Ada 30 peserta dari berbagai elemen masyarakat, dan dari 30 orang itu sebagian besar pesertanya memiliki latar belakang pelaku industri kuliner dan ibu rumah tangga," katanya.
Baca juga: Kerja sama BOPLBF-Disnak Mabar gelar pelatihan pemotongan daging
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat yang telah menyempatkan waktunya untuk bekerja sama memberikan masukan kepada pelaku usaha di bidang kuliner terkait sanitasi dan masalah sertifikasi layak sehat kepada seluruh peserta yang telah mengikuti kegiatan.
“Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat yang telah mendukung program pelatihan ini. Kita semua paham peran Dinkes sangat penting untuk menscreening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat,” kata Shana.
Menurut Shana, berbicara industri kuliner tidak bisa hanya bicara tentang produk saja. Tetapi jaminan kebersihan, sanitasi, dan juga sertifikasi yang layak bagi setiap produk kuliner yang dihasilkan menjadi faktor utama kelayakan produk juga penting.
Olahan makanan siap saji yang sudah jadi. (Antara/HO-Humas BOPLBF)
Menurut dia peran dinas kesehatan sangat penting untuk menscreening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu ia mendorong seluruh peserta untuk memanfaatkan program-program pelatihan guna meningkatkan kompetensi dan memperkuat keterampilan yang sudah ada.
“BOPLBF akan terus melaksanakan kegiatan pelatihan seperti ini. Saya sangat berharap para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan, sehingga nantinya dapat mengembangkan UKM dibidang kuliner yang telah digeluti sebelumnya. Semoga yang akan memulai bisnis baru dibidang kuliner dapat makin menambah ilmu dan pengetahuan dari kegiatan pelatihan ini,” tutup Shana.
Sementara itu perwakilan Dinas Kesehatan Lidwina Tridia Rayen, menilai bahwa pelatihanan itu akan memberikan pengetahuan terkait pengolahan makanan siap saji serta produksi pangan yang baik untuk industri.
“Terima kasih kepada BOPLBF bersama kami melalui pelatihan ini telah berusaha memberikan edukasi mengenai kelayakan produksi pangan yang baik untuk Industri Rumah Tangga (IRT),” Ungkap Lidwina.
Baca juga: Bappenas: Pembangunan infrastruktur penunjang KTT G-20 harus berkelanjutan
Lidwina menekankan pentingnya 14 elemen CPPB-IRT untuk para peserta pelatihan seperti lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas IRTP, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene dan sanitasi, penyimpanan, pengendalian proses, label pangan, pengawasan oleh penanggung jawab, penarikan produk, pencatatan dan dokumentasi, dan yang terakhir adalah pelatihan karyawan.
Pelatihan ini sendiri dipandu oleh Chef Michael, yang khusus dihadirkan untuk memberikan pembekalan materi dan keterampilan memasak aneka makanan olahan daerah seperti Se’I Sapi, Sambal Lajang, dan Abon Kencara.
Direktur BOPLBF Shana Fatinah kepada Antara saat dihubungi dari Kupang mengatakan pelatihan itu merupakan satu rangkaian kegiatan dengan pelatihan Butcher (pemotongan daging) sehari sebelumnya.
"Ada 30 peserta dari berbagai elemen masyarakat, dan dari 30 orang itu sebagian besar pesertanya memiliki latar belakang pelaku industri kuliner dan ibu rumah tangga," katanya.
Baca juga: Kerja sama BOPLBF-Disnak Mabar gelar pelatihan pemotongan daging
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat yang telah menyempatkan waktunya untuk bekerja sama memberikan masukan kepada pelaku usaha di bidang kuliner terkait sanitasi dan masalah sertifikasi layak sehat kepada seluruh peserta yang telah mengikuti kegiatan.
“Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat yang telah mendukung program pelatihan ini. Kita semua paham peran Dinkes sangat penting untuk menscreening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat,” kata Shana.
Menurut Shana, berbicara industri kuliner tidak bisa hanya bicara tentang produk saja. Tetapi jaminan kebersihan, sanitasi, dan juga sertifikasi yang layak bagi setiap produk kuliner yang dihasilkan menjadi faktor utama kelayakan produk juga penting.
Menurut dia peran dinas kesehatan sangat penting untuk menscreening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu ia mendorong seluruh peserta untuk memanfaatkan program-program pelatihan guna meningkatkan kompetensi dan memperkuat keterampilan yang sudah ada.
“BOPLBF akan terus melaksanakan kegiatan pelatihan seperti ini. Saya sangat berharap para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan, sehingga nantinya dapat mengembangkan UKM dibidang kuliner yang telah digeluti sebelumnya. Semoga yang akan memulai bisnis baru dibidang kuliner dapat makin menambah ilmu dan pengetahuan dari kegiatan pelatihan ini,” tutup Shana.
Sementara itu perwakilan Dinas Kesehatan Lidwina Tridia Rayen, menilai bahwa pelatihanan itu akan memberikan pengetahuan terkait pengolahan makanan siap saji serta produksi pangan yang baik untuk industri.
“Terima kasih kepada BOPLBF bersama kami melalui pelatihan ini telah berusaha memberikan edukasi mengenai kelayakan produksi pangan yang baik untuk Industri Rumah Tangga (IRT),” Ungkap Lidwina.
Baca juga: Bappenas: Pembangunan infrastruktur penunjang KTT G-20 harus berkelanjutan
Lidwina menekankan pentingnya 14 elemen CPPB-IRT untuk para peserta pelatihan seperti lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas IRTP, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene dan sanitasi, penyimpanan, pengendalian proses, label pangan, pengawasan oleh penanggung jawab, penarikan produk, pencatatan dan dokumentasi, dan yang terakhir adalah pelatihan karyawan.
Pelatihan ini sendiri dipandu oleh Chef Michael, yang khusus dihadirkan untuk memberikan pembekalan materi dan keterampilan memasak aneka makanan olahan daerah seperti Se’I Sapi, Sambal Lajang, dan Abon Kencara.