Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan anggaran senilai Rp100 miliar dari pinjaman daerah untuk mengembangkan sektor pertanian di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Pengembangan pertanian dilakukan melalui budi daya tanaman jagung dan kelor yang menyebar di berbagai daerah," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setda NTT Samuel Rebo, di Kupang, Jumat, (11/9).
Ia menjelaskan anggaran Rp100 miliar merupakan bagian dari paket kebijakan pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah dengan total nilai pinjaman yang diajukan sebesar Rp1,5 triliun untuk berbagai sektor pembangunan.
Baca juga: Petani Kupang keluhkan saluran irigasi rusak
Pinjaman daerah telah diajukan ke pemerintah pusat dan sudah disepakati untuk penyaluran tahap pertama senilai Rp189,7 miliar melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Samuel Rebo menjelaskan pemerintah provinsi akan memanfaatkan anggaran Rp100 juta untuk membudidayakan tanaman jagung seluas 30.000 hektare dan tanaman kelor seluas 100 hektare.
Budi daya jagung dan kelor ini, lanjut dia, tersebar di 10 kabupaten di antaranya, Belu, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kupang, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sikka, dan Ende.
"Pemerintah provinsi menargetkan penerima manfaat dari pengembangan sektor pertanian ini sebanyak 30 ribu orang," katanya.
Baca juga: Pembangunan sektor pertanian di NTT jadi perhatian pemerintah pusat
Samuel Rebo menambahkan pengembangan pertanian ini merupakan upaya menghidupkan sektor-sektor potensial di masyarakat untuk menghidupkan kembali perekonomian terdampak pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan selain pertanian, sektor lain yang juga digenjot memanfaatkan pinjaman daerah yakni peternakan, kehutanan, perikanan, serta infrastruktur jalan dan air.
"Pengembangan pertanian dilakukan melalui budi daya tanaman jagung dan kelor yang menyebar di berbagai daerah," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setda NTT Samuel Rebo, di Kupang, Jumat, (11/9).
Ia menjelaskan anggaran Rp100 miliar merupakan bagian dari paket kebijakan pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah dengan total nilai pinjaman yang diajukan sebesar Rp1,5 triliun untuk berbagai sektor pembangunan.
Baca juga: Petani Kupang keluhkan saluran irigasi rusak
Pinjaman daerah telah diajukan ke pemerintah pusat dan sudah disepakati untuk penyaluran tahap pertama senilai Rp189,7 miliar melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Samuel Rebo menjelaskan pemerintah provinsi akan memanfaatkan anggaran Rp100 juta untuk membudidayakan tanaman jagung seluas 30.000 hektare dan tanaman kelor seluas 100 hektare.
Budi daya jagung dan kelor ini, lanjut dia, tersebar di 10 kabupaten di antaranya, Belu, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kupang, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sikka, dan Ende.
"Pemerintah provinsi menargetkan penerima manfaat dari pengembangan sektor pertanian ini sebanyak 30 ribu orang," katanya.
Baca juga: Pembangunan sektor pertanian di NTT jadi perhatian pemerintah pusat
Samuel Rebo menambahkan pengembangan pertanian ini merupakan upaya menghidupkan sektor-sektor potensial di masyarakat untuk menghidupkan kembali perekonomian terdampak pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan selain pertanian, sektor lain yang juga digenjot memanfaatkan pinjaman daerah yakni peternakan, kehutanan, perikanan, serta infrastruktur jalan dan air.