Kupang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan program padat karya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional di daerah yang terdampak pandemi virus Corona (COVID-19).
"Pola padat karya yang kami rancang adalah melibatkan masyarakat dalam penataan kawasan-kawasan konservasi di NTT dan mereka diberikan upah," kata Kepala BKSDA Provinsi NTT, Timbul Batubara, di Kupang, Rabu, (16/9).
Ia menjelaskan pelibatan masyarakat dalam penataan kawasan konservasi dimaksud seperti pembangunan lopo, pembuatan jalan setapak, dan lainnya.
Timbul Batubara mengatakan, untuk mendukung program ini pihaknya telah mengajukan proposal dukungan anggaran kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp35 miliar.
"Mudah-mudahan kementerian bisa mengabulkan proposal kita ini sehingga bisa turut merangsang pertumbuhan ekonomi NTT nantinya," katanya.
Menurut dia instansinya siap menudukung upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah daerah NTT.
Selain menyiapkan program padat karya, pihaknya juga mempersiapkan pelaksanaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang akan digelar di Kota Kupang pada 2021.
Ia mengatakan, pihaknya juga terus berupaya mempromosikan potensi keindahan alam di NTT untuk menarik minat kunjungan wisatawan agar bisa memberikan dampak ekonomi bagi provinsi setempat.
Baca juga: BKSDA sebut kura-kura leher ular di Rote Ndao sudah punah
Baca juga: BKSDA kumpulkan 1,3 ton sampah plastik di TWA Camplong
"BKSDA NTT telah meraih penghargaan sekitar 35 sertifikat dan 8 plakat terbaik dalam lomba foto maupun video keindahan alam yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK," katanya.
"Kami bangga karena yang persembahkan sertifikat maupun pelakat ini adalah para pegawai maupun tenaga honorer dan masyarakat yang jadi mitra kita," katanya.
"Pola padat karya yang kami rancang adalah melibatkan masyarakat dalam penataan kawasan-kawasan konservasi di NTT dan mereka diberikan upah," kata Kepala BKSDA Provinsi NTT, Timbul Batubara, di Kupang, Rabu, (16/9).
Ia menjelaskan pelibatan masyarakat dalam penataan kawasan konservasi dimaksud seperti pembangunan lopo, pembuatan jalan setapak, dan lainnya.
Timbul Batubara mengatakan, untuk mendukung program ini pihaknya telah mengajukan proposal dukungan anggaran kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp35 miliar.
"Mudah-mudahan kementerian bisa mengabulkan proposal kita ini sehingga bisa turut merangsang pertumbuhan ekonomi NTT nantinya," katanya.
Menurut dia instansinya siap menudukung upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah daerah NTT.
Selain menyiapkan program padat karya, pihaknya juga mempersiapkan pelaksanaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang akan digelar di Kota Kupang pada 2021.
Ia mengatakan, pihaknya juga terus berupaya mempromosikan potensi keindahan alam di NTT untuk menarik minat kunjungan wisatawan agar bisa memberikan dampak ekonomi bagi provinsi setempat.
Baca juga: BKSDA sebut kura-kura leher ular di Rote Ndao sudah punah
Baca juga: BKSDA kumpulkan 1,3 ton sampah plastik di TWA Camplong
"BKSDA NTT telah meraih penghargaan sekitar 35 sertifikat dan 8 plakat terbaik dalam lomba foto maupun video keindahan alam yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK," katanya.
"Kami bangga karena yang persembahkan sertifikat maupun pelakat ini adalah para pegawai maupun tenaga honorer dan masyarakat yang jadi mitra kita," katanya.