Labuan Bajo (ANTARA) - Balai Taman Nasional (TN) Komodo menyebutkan bahwa permasalahan sampah di Kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi kepedulian bersama untuk mengatasinya.
"Kita bersyukur karena semakin banyak yang peduli dengan masalah sampah di Labuan Bajo khususnya di Taman Nasional Komodo," kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang kepada ANTARA di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis, (8/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan peresmian Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo yang diinisiasi oleh perusahaan air mineral Le Mineral yang sudah mulai dilakukan pada Rabu (7/10) kemarin di Labuan Bajo.
Menurut dia semua pihak mempunyai kesempatan untuk mengedukasi masalah sampah. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan air minum tersebut tambah dia adalah bentuk edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi kawasan wisata TN Komodo adalah area konservasi yang dilindungi.
"Sebenarnya kegiatan edukasi soal sampah ini tidak hanya dilakukan oleh Le Mineral saja , tetapi sebelum-sebelumnya juga sudah pernah dilakukan oleh stakholder atau pelaku-pelaku wisata di daerah ini," tambah dia.
Menurut dia, sampah di kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya sendiri bukan hanya sampah di daratan, tetapi ada pula sampah yang dibuang di tengah laut kemudian dibawa arus menuju pesisir pantai.
Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Manggarai Barat, selama tahun 2019 jumlah sampah plastik yang berhasil dikumpulkan mulai dari perairan Labuan Bajo hingga kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) perharinya bisa mencapai lima sampai 10 ton.
Sebelumnya juga Dirjen Pengolahan Sampah Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam sambutan secara daring dalam acara peresmian Gerakan Ekonomi Sirkulasi Pulau Komodo pada Rabu (7/10) kemarin juga sudah mengatakan bahwa urusan sampah plastik bukan hanya dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi juga butuh sinergi semua pihak.
Baca juga: Pengembangan pariwisata di Manggarai Barat tidak lagi fokus ke TNK
Baca juga: Mau tahu jumlah komodo di TNK saat ini
Apalagi, kata dia, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sendiri juga sudah menargetkan pada tahun 2025 nanti kawasan wisata premium Labuan Bajo akan bebas dari sampah.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstranas) pengelolaan sampah dalam bentuk kebijakan dan strategi daerah (Jakstrada).
"Kita bersyukur karena semakin banyak yang peduli dengan masalah sampah di Labuan Bajo khususnya di Taman Nasional Komodo," kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang kepada ANTARA di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis, (8/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan peresmian Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo yang diinisiasi oleh perusahaan air mineral Le Mineral yang sudah mulai dilakukan pada Rabu (7/10) kemarin di Labuan Bajo.
Menurut dia semua pihak mempunyai kesempatan untuk mengedukasi masalah sampah. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan air minum tersebut tambah dia adalah bentuk edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi kawasan wisata TN Komodo adalah area konservasi yang dilindungi.
"Sebenarnya kegiatan edukasi soal sampah ini tidak hanya dilakukan oleh Le Mineral saja , tetapi sebelum-sebelumnya juga sudah pernah dilakukan oleh stakholder atau pelaku-pelaku wisata di daerah ini," tambah dia.
Menurut dia, sampah di kawasan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya sendiri bukan hanya sampah di daratan, tetapi ada pula sampah yang dibuang di tengah laut kemudian dibawa arus menuju pesisir pantai.
Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Manggarai Barat, selama tahun 2019 jumlah sampah plastik yang berhasil dikumpulkan mulai dari perairan Labuan Bajo hingga kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) perharinya bisa mencapai lima sampai 10 ton.
Sebelumnya juga Dirjen Pengolahan Sampah Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam sambutan secara daring dalam acara peresmian Gerakan Ekonomi Sirkulasi Pulau Komodo pada Rabu (7/10) kemarin juga sudah mengatakan bahwa urusan sampah plastik bukan hanya dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi juga butuh sinergi semua pihak.
Baca juga: Pengembangan pariwisata di Manggarai Barat tidak lagi fokus ke TNK
Baca juga: Mau tahu jumlah komodo di TNK saat ini
Apalagi, kata dia, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sendiri juga sudah menargetkan pada tahun 2025 nanti kawasan wisata premium Labuan Bajo akan bebas dari sampah.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstranas) pengelolaan sampah dalam bentuk kebijakan dan strategi daerah (Jakstrada).