Kupang (Antara NTT) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Timur berharap nelayan di Kota Kupang mendaftar ulang kapal-kapalnya agar bisa mendapatkan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi di setiap Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN).
"Pendaftaran ulang ini dilakukan agar nelayan-nelayan kita yang belum mendapatkan BBM jenis solar dengan mengantre di setiap SPBU bisa mengisinya di SPDN," kata Sekretaris HNSI NTT Wham Nurdin Wahid di Kupang, Rabu.
Selama ini, kata dia, sejumlah nelayan di kota itu mengeluh tidak mendapatkan BBM solar untuk kapal-kapalnya karena tidak kebagian. Akibatnya, mereka terpaksa mengantre di setiap SPBU di Kota Kupang dengan membawa jeriken berukuran 20 liter.
Menurut Wham, ada kemungkinan banyak kapal dari luar daerah yang masuk sehingga nelayan-nelayan di daerah ini tidak kebagian BBM solar yang memang awalnya sudah mendaftar.
"Pendaftaran ulang itu juga dengan tujuan agar Pertamina bisa menambah jumlah pasokan setiap bulannya untuk beberapa SPDN di Kota Kupang," tuturnya.
Wham mengatakan bahwa saat ini ada tiga unit SPDN yang bisa digunakan oleh nelayan untuk mengisi bahan bakar bagi kapalnya jika ingin melaut.
Ia menyebutkan tiga unit SPDN tersebut berlokasi di Oeba, Namosain, dan Oesapa dengan kuota setiap bulannya masing-masing mulai dari 18.000 kiloliter (kl), 50.000 kl dan 60.000 kl.
"Setiap bulan pasokan yang dikirim ke tiga SPDN itu bisa mencapai 130.000 kl," kata Sales Executive Retail Wilayah 12 NTT Wahyudi Wirjanto.
Menurut dia, masalahnya adalah nelayan lebih memilih mengantre di SPBU.
"Jadi, bukan masalah kekurangan BBM jenis solar di SPDN, melainkan katanya mereka lebih mempercayai pengisian BBM dengan cara digital sebab tiga SPDN di Kupang masih melakukan pengisian manual," tuturnya.
Yudi, sapaan akrab Wahyudi, mengatakan bahwa Pertamina selalu siap jika ada permintaan untuk memasuk BBM solar ke SPDN. Namun, syaratnya harus mendaftar terlebih dahulu ke Dinas Kelautan dan Perikanan, kemudian DKP melapor ke Pertamina.
"Pendaftaran ulang ini dilakukan agar nelayan-nelayan kita yang belum mendapatkan BBM jenis solar dengan mengantre di setiap SPBU bisa mengisinya di SPDN," kata Sekretaris HNSI NTT Wham Nurdin Wahid di Kupang, Rabu.
Selama ini, kata dia, sejumlah nelayan di kota itu mengeluh tidak mendapatkan BBM solar untuk kapal-kapalnya karena tidak kebagian. Akibatnya, mereka terpaksa mengantre di setiap SPBU di Kota Kupang dengan membawa jeriken berukuran 20 liter.
Menurut Wham, ada kemungkinan banyak kapal dari luar daerah yang masuk sehingga nelayan-nelayan di daerah ini tidak kebagian BBM solar yang memang awalnya sudah mendaftar.
"Pendaftaran ulang itu juga dengan tujuan agar Pertamina bisa menambah jumlah pasokan setiap bulannya untuk beberapa SPDN di Kota Kupang," tuturnya.
Wham mengatakan bahwa saat ini ada tiga unit SPDN yang bisa digunakan oleh nelayan untuk mengisi bahan bakar bagi kapalnya jika ingin melaut.
Ia menyebutkan tiga unit SPDN tersebut berlokasi di Oeba, Namosain, dan Oesapa dengan kuota setiap bulannya masing-masing mulai dari 18.000 kiloliter (kl), 50.000 kl dan 60.000 kl.
"Setiap bulan pasokan yang dikirim ke tiga SPDN itu bisa mencapai 130.000 kl," kata Sales Executive Retail Wilayah 12 NTT Wahyudi Wirjanto.
Menurut dia, masalahnya adalah nelayan lebih memilih mengantre di SPBU.
"Jadi, bukan masalah kekurangan BBM jenis solar di SPDN, melainkan katanya mereka lebih mempercayai pengisian BBM dengan cara digital sebab tiga SPDN di Kupang masih melakukan pengisian manual," tuturnya.
Yudi, sapaan akrab Wahyudi, mengatakan bahwa Pertamina selalu siap jika ada permintaan untuk memasuk BBM solar ke SPDN. Namun, syaratnya harus mendaftar terlebih dahulu ke Dinas Kelautan dan Perikanan, kemudian DKP melapor ke Pertamina.