Nelayan Oeba Minta Penambahan Kuota BBM

id SPDN

Nelayan Oeba Minta Penambahan Kuota BBM

Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Oeba Kupang minta penambahan kuota BBM, khususnya solar untuk memenuhi kebutuhan nelayan setempat.

"Keberadaan SPDN ini memang sangat membantu nelayan kecil di Oeba, tapi pasokanannya masih kurang karena beberapa hari saja sudah habis," kata Samuel Bunda (55), seorang nelayan setempat.
Kupang (Antara NTT) - Para nelayan yang bebasis di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, meminta Pertamina menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) setempat.

"Keberadaan SPDN ini memang sangat membantu nelayan kecil di Oeba, tapi pasokanannya masih kurang karena beberapa hari saja sudah habis," kata seorang nelayan yang mangkal di TPI Oeba Samuel Bunda (55) saat ditemui Antara di Kupang, Kamis.

Samuel yang mengku bekerja sebagai nelayan sejak 1983 itu mengatakan, keberadaan SPDN itu bermanfaat bagi nelayan dengan kapal kecil seperti dirinya karena bisa menghemat biaya operasioanal saat melaut.

Ia hanya membeli solar dengan harga Rp5.150 per liter seperti harga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Sementara kalau nelayan yang punya kapal besar mereka juga mengambil dari SPDN tapi kalau kurang maka mereka beli sendiri di SPBU seperti di Namosain, Kelapa Lima, Oebobo," katanya.

Namun, menurut Samuel, pasokan solar ke SPDN tersebut masih kurang untuk semua nelayan yang berbasis di Oeba mengingat tiga hari setelahnya langsung habis dipakai nelayan.

Dalam konteks kehadiran SPDN yang dinilainya sudah membantu nelayan kecil di Oeba itu, ia meminta Pertamina setempat bisa menambah pasokan sehingga nelayan tidak mengalami kendala bahan bakar saat melaut.

"Kalau soal SPDN itu saja yang nelayan inginkan agar kami tidak harus bayar ojek untuk beli di SPBU ataukah beli eceran yang harganya lebih mahal," katanya.

Anggota Koperasi Mina Raja Ikan yang mengelola SPDN Oeba, Bernard Dale mengakui, pasokan bahan bakar jenis solar ke SPDN tersebut memang masih belum memadai untuk kebuthan semua nelayan yang berbasis di daerah itu.

"Jumlah pasokan solar sesuai kuota setiap bulan berkisar dari 40.000 kilo liter hingga 70.000 kilo liter," katanya.

Pasokan solar dari Pertamina, lanjutnya, ditampung menggunakan dua tangki SPDN, masing-masing berkapasitas 5.000 kilo liter.

"Jumlah solar setiap kali pasok sebanyak 10.000 kilo liter, itu pun bisa habis dalam tiga hari kemudian dipasok ulang selagi masih ada kuota per bulannya," katanya.

Menurutnya, yang menjadi kendala bagi nelayan setempat yakni ketika kuota pasokan habis sebelum akhir bulan karena nelayan harus menunggu hingga bulan selanjutnya untuk mendapatkan pasokan.

Untuk itu, lanjutnya, pihak koperasi selaku pengelola sudah menyampaikan kepada Pertamina setempat untuk menambah kuota pasokan sehingga kebutuhan bahan bakar nelayan dipastikan dapat terpenuhi kapanpun dia melaut.

"Sejak 2014 kita sudah ajukan dan Pertamina juga sudah mengiyakan tapi tidak tahu kendalanya apa sampai sekarang juga belum ada panambahan, sementara nelayan juga terus meminta lebih banyak pasokan lagi," ujarnya.