BBM Perlu Ditambah Memasuki Masa Panen Ikan

id SPDN

BBM Perlu Ditambah Memasuki Masa Panen Ikan

HNSI Nusa Tenggara Timur minta penambahan stok BBM saat musim panen ikan

Kuota bahan bakar minyak (BBM) yang dipasok ke Solar Packet Dealer Nelayan (SPDN) perlu ditambah memasuki masa panen ikan.

Kupang (Antara NTT) - Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Timur Wham Nurdin mengatakan kuota bahan bakar minyak (BBM) yang dipasok ke Solar Packet Dealer Nelayan (SPDN) perlu ditambah memasuki masa panen ikan.

"Masa puncaknya produksi ikan sekitar September-Desember dan pada saat seperti itu kebutuhan solar untuk kapal nelayan pasti meningkat sehingga kita minta agar Pertamin bisa menambah kuota pasokan," kata Wham Nurdin saat dihubungi di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan pasokan solar dari Pertamina ke SPDN seperti di Oeba, Kota Kupang selalu dikeluhkan nelayan tidak cukup memenuhi kebutuhan mereka dalam sebulan.

Kurangnya pasokan itu juga diakui Samuel Bunda (55), seorang nelayan di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Oeba, Kupang.

Menurutnya, keberadaan SPDN itu sudah sangat membantu nelayan kecil terutama yang memiliki kapal di bawah 10 gross tonnage (GT) karena bisa menghemat biaya operasional untuk pembelian bahan bakar jenis solar.

Ia mengatakan namun kendala yang dialami sejauh ini terkait dengan jumlah kuota pasokan yang selalu mengalami kekurangan untuk memenuhi permintaan nelayan setempat.

"Setiap kali pasokan di SPDN Oeba sekitar 10 ton dari kuota per bulan bisa mencapai 70 ton, tapi setiap kali solar masuk dua atau tiga hari langsung habis," katanya.

Menurut Wham Nurdin, pasokan bahan bakar di SPDN Oeba itu selalu mengalami kekurangan karena banyak kapal-kapal nelayan seperti dari Sulawesi Selatan yang memiliki izin melaut di NTT juga ikut menggunakannya.

"Masalahnya ketika kuota pasokan habis sebelum akhir bulan maka akan menyulitkan nelayan lokal kita karena harus menunggu pasokan hingga bulan berikutinya," katanya.

Ia mengaku, untuk saat ini permintaan pasokan bahan bakar untuk SPDN umumnya belum meningkat karena kebanyakan nelayan masih belum melaut cuaca buruk atau yang disebutnya musim angin timur.

Namun, ia berharap ketika memasuki massa puncak produksi ikan (September-Desember) maka Pertamina bisa menambah pasokan bahan bakar sehingga nelayan bisa melaut dengan lancar untuk meningkatkan hasil produksinya.

"Untuk massa puncak produksi ikan seperti itu kita harapkan kuota pasokan naik misalnya kalau sebelumnya 70 ton maka bisa ditambah jadi 100 ton," katanya.

Wham Nurdin juga berharap Pertamina juga memastikan pasokan bahan bakar untuk SPDN lainnya yang menyebar di sejumlah daerah di NTT selain tiga yang beroperasi di Kota Kupang yaitu di Oeba, Oesapa, dan Namosain.

Saat ini, kebutuhan BBM untuk nelayan di Provinsi Selaksa Nusa itu dilayani dengan 12 SPDN yang menyebar Pulau Timor, Alor, Sumba, dan Pulau Flores.

Ke-12 SPDN itu di antaranya tiga unit di Kota Kupang, dua di Kabupaten Sikka, serta masing-masing satu SPDN yang menyebar di Kabupaten Alor, Sumba Timur, Flores Timur, Manggarai, Manggarai Barat.