Kupang (ANTARA) - Menteri Agama RI Fachrul Razi menilai provinsi Nusa Tenggara Timur bisa menjadi tempat bagi setiap orang untuk belajar toleransi antar umat beragama.
"Toleransi itu sangat penting bagi Indonesia yang berbhineka ini," katanya disela-sela kegiatan peresmian kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, di Kota Kupang, Jumat, (27/11).
Namun lanjut dia, jangan sampai ada yang menganggap bahwa bhineka itu persatuan dan kesatuannya goyah. Justru kebhinekaan itu lanjut dia merupakan anugerah Tuhan yang maha kuasa yang membuat bangsa Indonesia semakin kokoh dan kuat.
Baca juga: Menteri Agama resmikan kampus IAKN Kupang di NTT
Ia pun menceritakan bahwa dirinya pernah berbincang-bincang dengan seorang duta besar dari negara lain yang mengapresiasi kebhinekaan Indonesia.
"Dia bilang sir negara anda sangat berbhineka, tapi kok persatuan dan kesatuannya sangat kokoh. Padahal di negaranya tidak bhineka tetapi selama 27 tahun selalu terjadi perang saudara," tambah dia.
Oleh karena itu ujar dia jika bhineka yang dimiliki di Indonesia ini tetap dijaga dengan baik,dengan terus menjaga toleransi umat beragama seperti di NTT ini maka, otomatis Indonesia akan semakin kokoh dan kuat.
Sementara itu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan bahwa untuk di provinsi Nusa Tenggara Timur tidak terkenal dengan suku, ras dan agama dan antar golongan.
"Jadi pak Menteri saya mau sampaikan bahwa kalau ada orang dari luar yang nakal-nakal di luar dan ingin memecah belah bangsa dan negara maka jangan datang ke NTT," tegas dia.
Orang nomor dua di NTT itu menegaskan bahwa Nusa Tenggara Timur bukan tempat bagi mereka yang ingin memecah belah bangsa dan negara.
Tetapi tegas Josef, jika masih ada saja yang nekat datang ke NTT dan ingin merusak toleransi umat beragama di NTT maka sudah pasti akan dilawan oleh seluruh masyarakat NTT.
Baca juga: Artikel - Jangan rusak toleransi antarumat beragama di Tanah Flobamora
'Kalau masih ada yang mau datang, kami mohon maaf pak Menteri, kami bisa melakukan amarah, Lawwamah, Safiah dan Mutmainah. Kami bisa melakukan semuanya," tegas dia.
Tetapi ujar dia jika warga dari luar NTT datang dengan damai, maka masyarakat NTT juga tambah dia akan menerimanya dengan kasih dan kelembutan.
"Toleransi itu sangat penting bagi Indonesia yang berbhineka ini," katanya disela-sela kegiatan peresmian kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, di Kota Kupang, Jumat, (27/11).
Namun lanjut dia, jangan sampai ada yang menganggap bahwa bhineka itu persatuan dan kesatuannya goyah. Justru kebhinekaan itu lanjut dia merupakan anugerah Tuhan yang maha kuasa yang membuat bangsa Indonesia semakin kokoh dan kuat.
Baca juga: Menteri Agama resmikan kampus IAKN Kupang di NTT
Ia pun menceritakan bahwa dirinya pernah berbincang-bincang dengan seorang duta besar dari negara lain yang mengapresiasi kebhinekaan Indonesia.
"Dia bilang sir negara anda sangat berbhineka, tapi kok persatuan dan kesatuannya sangat kokoh. Padahal di negaranya tidak bhineka tetapi selama 27 tahun selalu terjadi perang saudara," tambah dia.
Oleh karena itu ujar dia jika bhineka yang dimiliki di Indonesia ini tetap dijaga dengan baik,dengan terus menjaga toleransi umat beragama seperti di NTT ini maka, otomatis Indonesia akan semakin kokoh dan kuat.
Sementara itu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan bahwa untuk di provinsi Nusa Tenggara Timur tidak terkenal dengan suku, ras dan agama dan antar golongan.
"Jadi pak Menteri saya mau sampaikan bahwa kalau ada orang dari luar yang nakal-nakal di luar dan ingin memecah belah bangsa dan negara maka jangan datang ke NTT," tegas dia.
Orang nomor dua di NTT itu menegaskan bahwa Nusa Tenggara Timur bukan tempat bagi mereka yang ingin memecah belah bangsa dan negara.
Tetapi tegas Josef, jika masih ada saja yang nekat datang ke NTT dan ingin merusak toleransi umat beragama di NTT maka sudah pasti akan dilawan oleh seluruh masyarakat NTT.
Baca juga: Artikel - Jangan rusak toleransi antarumat beragama di Tanah Flobamora
'Kalau masih ada yang mau datang, kami mohon maaf pak Menteri, kami bisa melakukan amarah, Lawwamah, Safiah dan Mutmainah. Kami bisa melakukan semuanya," tegas dia.
Tetapi ujar dia jika warga dari luar NTT datang dengan damai, maka masyarakat NTT juga tambah dia akan menerimanya dengan kasih dan kelembutan.