Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur telah menetapkan status darurat bencana di daerah itu akibat erupsi gunung berapi Ili Lewotolok yang mengakibatkan ribuan warga mengungsi ke kota Lewoleba ibu kota kabupaten tersebut.

"Status darurat bencana sudah kita tetapkan sejak hari pertama. Jadi saat ini Lembata dalam keadaan darurat bencana," kata Bupati Lembata Eliyaser Yentji Sunur saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin, (30/11).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan bencana erupsi gunung berapi Ili Lewotolok yang saat ini sudah naik status dari level II atau waspada menjadi Level III Siaga.

Ia menambahkan bahwa terkait status darurat bencana tersebut juga, kata dia, sudah dia sampaikan ke Gubernur NTT Victor B Laiskodat.

Eliyaser mengatakan bahwa ini sejumlah pengungsi sudah dievakuasi dari 28 desa di bawah kaki lereng gunung ili Lewotolok. Kini mereka sudah ditempatkan di tujuh titik lokasi pengungsian yang sudah dibangun tenda oleh BPBD, TNI serta Polri.

Ia mengatakan bahwa, dari data yang diterima sampai dengan pukul 16.00 Wita ini, sudah terdapat 4.628 warga yang dievakuasi. Namun ia mengakui bahwa jumlah itu masih sementara.

"Jumlah itu masih sementara. Saat ini BPBD, TNI dan Polri masih terus melakukan evakuasi terhadap warga di kaki gunung itu," tambah dia.

Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19 di tengah warga yang mengungsi, bupati dua periode itu mengatakan bahwa pihaknya berusaha melaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.

Baca juga: Ratusan warga sekitar Gunung Lewotolok belum dievakuasi

Baca juga: Hujan abu erupsi Gunung Lewotolok selimuti Lembata

Kami juga meminta warga yang mengungsi untuk tetap menjaga jarak, dan mencuci tangan serta terus menggunakan masker, karena selain mencegah penyebaran COVID-19 penggunaan masker juga berguna karena hingga saat ini debu Vulkanik masih terus menyebar hingga ke Lewoleba.

'Kami juga meminta para petugas kesehatan untuk selalu siaga memeriksa kesehatan para pengungsi, sehingga jika ada yang memiliki gejala sakit untuk dipisahkan dari warga yang sehat, untuk dirawat di gedung yang sudah disiapkan," tambah dia.


 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024