Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendukung penguatan jejaring budaya antarnegara Pasifik melalui program residensi kebudayaan Indonesia-Pasific Cultural Synergy (IPACS) 2025.
Wali Kota Kupang Christian Widodo di Kupang, Selasa, menyebut IPACS 2025 sebagai wadah kolaborasi, pertukaran budaya, dan promosi kreativitas berkelanjutan.
“Event seperti ini bukan hanya memperkuat jejaring budaya Pasifik, tetapi juga memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah,” ucapnya.
IPACS 2025 merupakan forum budaya internasional yang mempertemukan Indonesia dan 16 negara Pasifik, diselenggarakan Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI. Forum ini juga diikuti oleh 10 provinsi di wilayah Indonesia timur.
Program residensi berlangsung pada 3-10 November 2025 dan dilanjutkan acara utama pada 11-13 November 2025, yang mengusung tema "Celebrating Shared Cultures and Community Wisdom".
Adapun ke-16 negara tersebut adalah Republik Fiji, Republik Kiribati, Republik Nauru, Federated States of Micronesia, New Caledonia, Republik Palau, Independent State of Papua New Guinea, Republik Kepulauan Marshall, Independent State of Samoa, Kepulauan Solomon, Kingdom of Tonga, Tuvalu, Republik Vanuatu, Kepulauan Cook, French Polynesia, Niue, serta Republik Demokratik Timor-Leste.
Christian mengatakan pelaksanaan IPACS merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi Kota Kupang sebagai kota pulau dan salah satu pintu gerbang kawasan Nusa Tenggara.
Menurut dia, secara formal tuan rumah kegiatan adalah Provinsi NTT, tetapi lokus utamanya berada di Kota Kupang sebagai ibu kota provinsi.
“Kami menyiapkan hotel-hotel, UMKM, pameran, gala dinner, dan bahkan festival drone untuk bangsa-bangsa kawasan Pasifik yang akan disaksikan pada tanggal 11 November,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud RI Mardisontori menyampaikan residensi kebudayaan ini merupakan ruang dialog kreatif, pertukaran pengetahuan, eksplorasi artistik dan inovasi berbasis tradisi untuk memperkuat kolaborasi antar masyarakat budaya Indonesia-Pasifik menuju penyelenggaraan IPACS 2025.
Kegiatan residensi melibatkan kurator dan pelaku seni musik, tari, serta kriya bambu-kelapa dari berbagai negara di kawasan Pasifik dan Indonesia sebagai wadah yang memperkuat jejaring kolaborasi, membangun pemahaman mendalam antar-komunitas budaya, dan melahirkan model residensi berkelanjutan lintas kawasan.
“Program ini sekaligus menegaskan peran budaya sebagai jembatan diplomasi, perdamaian, dan keberlanjutan antarbangsa,” kata Mardisontori.

