Kupang (Antara NTT) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang, Minggu (27/8) mengumumkan berdasarkan hasil pendeteksian Satelit Terra dan Aqua terpantau sekitar 15 titik panas tersebar di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Hasil sensor modis menggunakan satelit berhasil mendeteksi 15 hotspot (titik panas) yang menyebar pada sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji.
BMKG Kupang dalam lamannya menyebutkan sebaran titik panas (hotspot) di NTT itu terdapat di Pulau Sumba, Pulau Timor dan Pulau Flores bagian barat.
Sebanyak 15 titik panas tersebut, sembilan di antaranya terdeteksi di Pulau Sumba, lima titik panas di Pulau Timor dan sisanya di Pulau Flores bagian tengah (Maumere) dan Flores Barat (Manggarai Timur).
Titik panas di Pulau Flores bagian barat terdeteksi satelit Terra tepatnya di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur dengan tingkat kepercayaan mencapai 100 persen.
Sedangkan titik panas di Pulau Timor hasil deteksi satelit Aqua tepatnya di Amfoang Timur, Kabupaten Kupang dengan tingkat kepercayaan 100 persen.
Beberapa hari terakhir ini, katanya, kenyamanan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari di wilayah tersebut akan terganggu dengan munculnya kabut asap karena adanya kebakaran lahan.
"Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan pihak Pemerintah Daerah terkait dengan kegiatan antisipasi kabut asap, maka BMKG telah melakukan analisa awal terhadap perkembangan titik panas (hotspot) dan pergerakan kabut asap yang terdeteksi oleh Satelit," katanya.
Di Pulau Sumba, titik panas terjadi di Sumba Timur terdapat di Paberiwai dengan tingkat kepercayaan mencapai 87 persen. Berdasarkan hasil foto Satelit, titik panas ini juga terjadi di Tabundung pada posisi 9.99393788147 Lintang Selatan dan 120.183105469 Bujur Timur dengan tingkat kepercayaan 88 persen.
Sementara titik panas di Pulau Timor terjadi di Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang pada 9.84826843367 Lintang Selatan dan 123.77383341100003 Bujur Timur dengan tingkat kepercayaannya 83 persen.
Menyusul di Pulau Alor tepatnya di Kecamatan Pantar dengan tingkat kepercayaan 89 persen titik panas ini berpotensi besar terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Hasil sensor modis menggunakan satelit berhasil mendeteksi 15 hotspot (titik panas) yang menyebar pada sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji.
BMKG Kupang dalam lamannya menyebutkan sebaran titik panas (hotspot) di NTT itu terdapat di Pulau Sumba, Pulau Timor dan Pulau Flores bagian barat.
Sebanyak 15 titik panas tersebut, sembilan di antaranya terdeteksi di Pulau Sumba, lima titik panas di Pulau Timor dan sisanya di Pulau Flores bagian tengah (Maumere) dan Flores Barat (Manggarai Timur).
Titik panas di Pulau Flores bagian barat terdeteksi satelit Terra tepatnya di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur dengan tingkat kepercayaan mencapai 100 persen.
Sedangkan titik panas di Pulau Timor hasil deteksi satelit Aqua tepatnya di Amfoang Timur, Kabupaten Kupang dengan tingkat kepercayaan 100 persen.
Beberapa hari terakhir ini, katanya, kenyamanan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari di wilayah tersebut akan terganggu dengan munculnya kabut asap karena adanya kebakaran lahan.
"Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan pihak Pemerintah Daerah terkait dengan kegiatan antisipasi kabut asap, maka BMKG telah melakukan analisa awal terhadap perkembangan titik panas (hotspot) dan pergerakan kabut asap yang terdeteksi oleh Satelit," katanya.
Di Pulau Sumba, titik panas terjadi di Sumba Timur terdapat di Paberiwai dengan tingkat kepercayaan mencapai 87 persen. Berdasarkan hasil foto Satelit, titik panas ini juga terjadi di Tabundung pada posisi 9.99393788147 Lintang Selatan dan 120.183105469 Bujur Timur dengan tingkat kepercayaan 88 persen.
Sementara titik panas di Pulau Timor terjadi di Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang pada 9.84826843367 Lintang Selatan dan 123.77383341100003 Bujur Timur dengan tingkat kepercayaannya 83 persen.
Menyusul di Pulau Alor tepatnya di Kecamatan Pantar dengan tingkat kepercayaan 89 persen titik panas ini berpotensi besar terjadi kebakaran hutan dan lahan.