BMKG deteksi delapan titik panas muncul di wilayah NTT
...Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi EL Tari Kupang mendeteksi sebanyak delapan titik panas (hot spot) muncul di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kemunculan titik panas ini terdeteksi pada 16 Agustus 2021 dari pukul 08.00-16.00 WITA dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin, (16/8).
Ia menyebutkan sebaran delapan titik panas tersebut terbanyak di Pulau Sumba di antaranya Kabupaten Sumba Timur lima titik serta Sumba Tengah dan Sumba Barat masing-masing satu titik.
Selain itu satu titik panas juga muncul di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores.
Agung menjelaskan kemunculan titik panas terdeteksi berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 km persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari.
Citra satelit tersebut hanya menilai anomali reflekstivitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas.
"Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," katanya.
Agung mengatakan namun demikian pada wilayah yang tertutup awan, maka titik panas tidak dapat terdeteksi.
Kondisi kekeringan dan hembusan angin yang kencang, kata dia juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut.
"Kemunculan titik panas ini terdeteksi pada 16 Agustus 2021 dari pukul 08.00-16.00 WITA dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin, (16/8).
Ia menyebutkan sebaran delapan titik panas tersebut terbanyak di Pulau Sumba di antaranya Kabupaten Sumba Timur lima titik serta Sumba Tengah dan Sumba Barat masing-masing satu titik.
Selain itu satu titik panas juga muncul di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores.
Agung menjelaskan kemunculan titik panas terdeteksi berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 km persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari.
Citra satelit tersebut hanya menilai anomali reflekstivitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas.
"Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," katanya.
Agung mengatakan namun demikian pada wilayah yang tertutup awan, maka titik panas tidak dapat terdeteksi.
Kondisi kekeringan dan hembusan angin yang kencang, kata dia juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut.