Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang akan mengoptimalkan peran juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Peran jumantik sangat penting dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue agar kasus DBD tidak meningkat," kata Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man di Kupang, Sabtu (2/1).
Hermanus Man mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam mengantisipasi terjadinya kasus DBD pada peralihan musim ini.
Ia mengatakan, peran jumantik yang ada di setiap kelurahan sangat penting dan bekerja secara suka rela dalam melakukan pemberantasan nyamuk DBD.
Menurut dia, peran jumantik sangat besar terlihat dalam dua tahun ini kasus DBD di Kota Kupang dalam dikendalikan dengan baik.
Baca juga: 58 orang meninggal akibat DBD di NTT
"Para jumantik datang dari rumah ke rumah untuk memotivasi warga dalam menjaga kebersihan guna mencegah DBD, hasilnya kasus DBD di Kota Kupang berkurang drastis," tegas Hermanus Man.
Baca juga: Wali Kota Kupang imbau guru bantu edukasi warga cegah DBD
Kendati demikian kata dia, mengatasi kasus DBD di Kota Kupang juga terkendala keterbatasan air, sehingga penerapan 3M seperti menguras air pada tempat penampungan tidak bisa dilakukan optimal dilakukan karena warga dihadapi dengan masalah keterbatasan air bersih.
"Menguras air tentu tidak bisa dilakukan setiap hari karena warga selalu menghadapi kekurangan air, sehingga yang perlu dilakukan menjaga kebersihan lingkungan agar tetap bersih," tegasnya.
Menurut dia, Pemerintah Kota Kupang juga telah mendistribusikan alat voging ke semua Puskesmas guna membantu kegiatan pangasapan dalam pencegahan DBD pada daerah-daerah yang telah memiliki kasus DBD.
"Peran jumantik sangat penting dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue agar kasus DBD tidak meningkat," kata Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man di Kupang, Sabtu (2/1).
Hermanus Man mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam mengantisipasi terjadinya kasus DBD pada peralihan musim ini.
Ia mengatakan, peran jumantik yang ada di setiap kelurahan sangat penting dan bekerja secara suka rela dalam melakukan pemberantasan nyamuk DBD.
Menurut dia, peran jumantik sangat besar terlihat dalam dua tahun ini kasus DBD di Kota Kupang dalam dikendalikan dengan baik.
Baca juga: 58 orang meninggal akibat DBD di NTT
"Para jumantik datang dari rumah ke rumah untuk memotivasi warga dalam menjaga kebersihan guna mencegah DBD, hasilnya kasus DBD di Kota Kupang berkurang drastis," tegas Hermanus Man.
Baca juga: Wali Kota Kupang imbau guru bantu edukasi warga cegah DBD
Kendati demikian kata dia, mengatasi kasus DBD di Kota Kupang juga terkendala keterbatasan air, sehingga penerapan 3M seperti menguras air pada tempat penampungan tidak bisa dilakukan optimal dilakukan karena warga dihadapi dengan masalah keterbatasan air bersih.
"Menguras air tentu tidak bisa dilakukan setiap hari karena warga selalu menghadapi kekurangan air, sehingga yang perlu dilakukan menjaga kebersihan lingkungan agar tetap bersih," tegasnya.
Menurut dia, Pemerintah Kota Kupang juga telah mendistribusikan alat voging ke semua Puskesmas guna membantu kegiatan pangasapan dalam pencegahan DBD pada daerah-daerah yang telah memiliki kasus DBD.