Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur segera menambah satu armada ferry berbobot di atas 2.000 gross ton (GT) untuk meningkatkan pelayanan transportasi laut antardaerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Kita segera mendatangkan kapal ferry yang bobotnya di atas 2.000 GT. Rencananya dalam Januari 2021 ini sudah tiba di Kupang," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Isyak Nuka ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (8/1).
Kapal ferry dimaksud akan dioperasikan pihak PT Indonesia Ferry Cabang Kupang untuk melayani beberapa rute seperti Bolok-Kalabahi, Bolok-Rote, Bolok-Aimere, Bolok-Larantuka.
Isyak mengatakan penambahan armada fery dengan bobot di atas 2.000 GT ini untuk menjawab keluhan masyarakat yang kesulitan mengakses layanan transportasi laut di saat cuaca buruk.
Ia menjelaskan kapal-kapal ferry yang saat ini beroperasi di NTT berbobot di bawah 2.000 GT sehingga tidak bisa beroperasi saat terjadi gelombang tinggi di laut.
"Kalau yang di atas 2.000 GT itu gelombang 2,5 meter atau 3 meter masih bisa jalan, kecuali gelombangnya sampai 6 meter," katanya.
Isyak Nuka menambahkan pemerintah provinsi juga berharap agar pihak swasta lainnya juga dapat masuk untuk berinvestasi di bidang layanan penyebrangan antar daerah di NTT.
"Misalnya swasta dari Garda Maritim kita harapkan berani juga menghadirkan layanan peneyebarangan, jangan kapal yang kecil-kecil," katanya.
"Kita segera mendatangkan kapal ferry yang bobotnya di atas 2.000 GT. Rencananya dalam Januari 2021 ini sudah tiba di Kupang," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Isyak Nuka ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (8/1).
Kapal ferry dimaksud akan dioperasikan pihak PT Indonesia Ferry Cabang Kupang untuk melayani beberapa rute seperti Bolok-Kalabahi, Bolok-Rote, Bolok-Aimere, Bolok-Larantuka.
Isyak mengatakan penambahan armada fery dengan bobot di atas 2.000 GT ini untuk menjawab keluhan masyarakat yang kesulitan mengakses layanan transportasi laut di saat cuaca buruk.
Ia menjelaskan kapal-kapal ferry yang saat ini beroperasi di NTT berbobot di bawah 2.000 GT sehingga tidak bisa beroperasi saat terjadi gelombang tinggi di laut.
"Kalau yang di atas 2.000 GT itu gelombang 2,5 meter atau 3 meter masih bisa jalan, kecuali gelombangnya sampai 6 meter," katanya.
Isyak Nuka menambahkan pemerintah provinsi juga berharap agar pihak swasta lainnya juga dapat masuk untuk berinvestasi di bidang layanan penyebrangan antar daerah di NTT.
"Misalnya swasta dari Garda Maritim kita harapkan berani juga menghadirkan layanan peneyebarangan, jangan kapal yang kecil-kecil," katanya.