Kupang (ANTARA) - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang mendapatkan tambahan satu unit kapal perang Indonesia (KRI) Escolar-871 setelah sebelumnya mendapatkan satu unit KRI yakni KRI Tongkol-813.

Komandan Lantamal VII Kupang Laksamana Pertama TNI I.G Kompiang Aribawa kepada wartawan di Kupang, Kamis, (28/1) usai mengukuhkan KRI Escolar-871 masuk dalam jajaran Satrol Lantamal VII Kupang, mengatakan penambahan alutsista KRI Escolar-871 itu merupakan kebijakan dari Kepala Staf Angkatan Laut untuk membantu mengamankan wilayah kerja Lantamal VII Kupang yang sangat luas.

"Dengan adanya kapal ini wilayah yurisdiksi di wilayah Nusa Tenggara Timur akan lebih kuat dan bisa berperan di wilayah perairan yang lebih jauh," katanya.

Ia mengaku bahwa selama ini memang patroli penegakan hukum di wilayah laut NTT memang sangat terbatas dan hanya di pantai saja, karena memang kekurangan fasilitas atau alutsista.

Aribawa mengatakan bahwa keberadaan KRI ini merupakan bukti likuidasi Satuan Kapal Patroli Koarmada dan Satuan Keamanan Laut Lantamal serta membentuk Satuan Kapal Patroli di setiap Lantamal pada tanggal 22 Januari 2018 lalu.

Dengan telah terbentuknya Satrol tersebut Maka kekuatan Lantamal yang semula hanya terdiri dari KAL dan Patkamla, sekarang telah diperkuat kapal-kapal Patroli.

Peningkatan kekuatan tersebut sebagai upaya untuk memaksimalkan tugas dan fungsi dari pangkalan dalam rangka untuk mengamankan wilayah perairan dari kerawanan dan pelanggaran yang terjadi.

Lebih lanjut orang nomor satu di lingkup Lantamal VII Kupang itu menjelaskan bahwa KRI Escolar-871 adalah alutsista TNI Angkatan Laut karya anak bangsa yang Diproduksi oleh PT. Caputra Mitra Sejati Banten.

Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 54,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 220 Ton. Mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 Knot dan kecepatan ekonomis 15 knot, serta memiliki ketahanan (Endurance) dalam berlayar selama enam hari.

"Kapal ini juga dilengkapi dengan dua unit Radar dan Senjata Meriam 30 mm," tambah dia.

Nama KRI Escolar ujar Aribawa diambil dari nama ikan yang memiliki habitat hidup di kedalaman laut 100 meter, ikan ini memiliki nama lain yaitu ikan Gindara, merupakan ikan langka atau sering disebut juga ikan setan karena tampilannya menyeramkan.

Baca juga: Indonesia-Australia gelar latihan bersama di NTT

Baca juga: Lantamal VII Kupang canangkan zona integritas bebas korupsi

Memiliki warna sisik hitam kecoklatan, mata besar menyala ketika terkena sinar dan berat yang dapat mencapai 50 kilogram lebih.

Aribawa juga menambahkan bahwa dengan Filosofi Ikan Escolar yang hidup di samudera pada kawasan Tropis dan Subtropis serta kelincahan Ikan Escolar dalam menjelajahi laut lepas tersebut diharapkan KRI Escolar-871 dapat menjadi kapal pengawal samudera yang tangkas dengan prajurit-prajurit yang terampil sehingga sanggup melaksanakan pertempuran laut, anti udara, pertempuran kepulauan serta tugas tambahan yakni melaksanakan patroli laut dalam rangka menegakkan hukum laut dan melaksanakan fungsi SAR terbatas.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024