Kupang (ANTARA) - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kembang Baru di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, mendapat bantuan mesin untuk mengolah ikan dari Program Mata Kail yang dihadirkan Yayasan Plan Internasional Indonesia.
"Bantuan mesin ini kami manfaatkan meningkatkan produksi pengolahan ikan tuna menjadi dendeng dan abon tuna yang sekarang sudah kami pasarkan," kata Ketua UMKM Kembang Baru Agnes Wangi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (29/1).
UMKM Kembang Baru adalah salah satu peserta Program Mata Kali yang dijalankan Plan Internasional Indonesia bersama Kopernik dan Bengkel Appek yang didanai Uni Eropa selama Maret 2018-Januari 2021.
Agnes mengaku bersyukur UMKM yang dipimpinnya bisa bergabung dalam program itu yang berdampak bagi produktivitas usaha pengolahan ikan tuna.
Baca juga: Hasil Program Mata Kail, Ratusan kaum muda NTT rintis usaha perikanan
Baca juga: Plan-Uni Eropa Luncurkan Program Mata Kail
Dengan bantuan mesin ini, kata dia, mengubah cara kerja pengolahan ikan tuna yang sebelumnya hanya mengandalkan tenaga manusia.
"Mesin ini sangat bermanfaat karena sekarang waktu produksi kami juga lebih cepat dan tenaga manusia yang dibutuhkan juga berkurang," katanya.
Ia menambahkan selain bantuan mesin, pihaknya juga mendapat berbagai manfaat lain dari Program Mata Kail seperti pelatihan untuk pengembangan wawasan dalam mengelola hasil laut dan mengakses pinjaman.
"Kami juga mendapat kesempatan untuk diskusi dengan para pakar pelaku usaha di bidang perikanan sehingga bisa menambah wawasan kami untuk pengembangan usaha pengolahan ikan tuna ini," katanya.
"Bantuan mesin ini kami manfaatkan meningkatkan produksi pengolahan ikan tuna menjadi dendeng dan abon tuna yang sekarang sudah kami pasarkan," kata Ketua UMKM Kembang Baru Agnes Wangi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (29/1).
UMKM Kembang Baru adalah salah satu peserta Program Mata Kali yang dijalankan Plan Internasional Indonesia bersama Kopernik dan Bengkel Appek yang didanai Uni Eropa selama Maret 2018-Januari 2021.
Agnes mengaku bersyukur UMKM yang dipimpinnya bisa bergabung dalam program itu yang berdampak bagi produktivitas usaha pengolahan ikan tuna.
Baca juga: Hasil Program Mata Kail, Ratusan kaum muda NTT rintis usaha perikanan
Baca juga: Plan-Uni Eropa Luncurkan Program Mata Kail
Dengan bantuan mesin ini, kata dia, mengubah cara kerja pengolahan ikan tuna yang sebelumnya hanya mengandalkan tenaga manusia.
"Mesin ini sangat bermanfaat karena sekarang waktu produksi kami juga lebih cepat dan tenaga manusia yang dibutuhkan juga berkurang," katanya.
Ia menambahkan selain bantuan mesin, pihaknya juga mendapat berbagai manfaat lain dari Program Mata Kail seperti pelatihan untuk pengembangan wawasan dalam mengelola hasil laut dan mengakses pinjaman.
"Kami juga mendapat kesempatan untuk diskusi dengan para pakar pelaku usaha di bidang perikanan sehingga bisa menambah wawasan kami untuk pengembangan usaha pengolahan ikan tuna ini," katanya.