Kupang (ANTARA) - Akses transportasi darat yang menghubungkan wilayah Fatuleu Barat dengan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, putus total karena Jembatan Termanu yang sudah rusak berat tidak dapat dilintasi kendaraan umum.
"Kondisi Jembatan Termanu yang menjadi sarana vital untuk akses transportasi ke wilayah Amfoang sudah rusak berat sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan umum karena sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Kupang, Martha Para Ede ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (16/2).
Martha mengatakan hal itu terkait hasil pertemuan warga Amfoang dengan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe terkait kondisi akses transportasi darat ke Amfoang setelah Jembatan Termanu tidak dapat dilintasi kendaraan.
Menurut Martha, kondisi Jembatan Termanu yang dibangun Pemerintah Provinsi NTT itu rusak serta beberapa bagian jembatan sudah renggang sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan.
"Dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini akses transportasi darat ke Amfoang putus total karena Jembatan Termanu sudah tidak bisa dilintasi kendaraan yang menyebabkan daerah Amfoang Barat Daya menjadi terisolir," tegasnya.
Baca juga: Catatan Akhir Tahun - Putusnya mata rantai pembangunan di NTT
Menurut dia, masyarakat Amfoang harus melintasi jalur tengah Amfoang apabila hendak ke Kota Kupang, namun dengan waktu tempuh yang lama.
Martha mengatakan pemerintah NTT dan Kabupaten Kupang sedang memperjuangkan untuk mendapatkan alokasi anggaran dari pusat untuk memperbaiki jembatan Termanu.
Baca juga: Kupang tetap tertinggal di tepian nusantara
"Apabila sudah diperbaiki maka akses transportasi darat melalui jalur Amfoang Barat Daya sudah bisa kembali berjalan normal. Mudah-mudahan tahun 2021 ada alokasi anggaran untuk perbaikan Jembatan Termanu," kata Martha.
Menurut dia, selain melalui jalur tengah, akses transportasi menuju wilayah Amfoang yang berbatasan dengan wilayah Oecusse Timor Leste bisa dilakukan melalui laut.
"Kondisi Jembatan Termanu yang menjadi sarana vital untuk akses transportasi ke wilayah Amfoang sudah rusak berat sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan umum karena sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Kupang, Martha Para Ede ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (16/2).
Martha mengatakan hal itu terkait hasil pertemuan warga Amfoang dengan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe terkait kondisi akses transportasi darat ke Amfoang setelah Jembatan Termanu tidak dapat dilintasi kendaraan.
Menurut Martha, kondisi Jembatan Termanu yang dibangun Pemerintah Provinsi NTT itu rusak serta beberapa bagian jembatan sudah renggang sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan.
"Dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini akses transportasi darat ke Amfoang putus total karena Jembatan Termanu sudah tidak bisa dilintasi kendaraan yang menyebabkan daerah Amfoang Barat Daya menjadi terisolir," tegasnya.
Baca juga: Catatan Akhir Tahun - Putusnya mata rantai pembangunan di NTT
Menurut dia, masyarakat Amfoang harus melintasi jalur tengah Amfoang apabila hendak ke Kota Kupang, namun dengan waktu tempuh yang lama.
Martha mengatakan pemerintah NTT dan Kabupaten Kupang sedang memperjuangkan untuk mendapatkan alokasi anggaran dari pusat untuk memperbaiki jembatan Termanu.
Baca juga: Kupang tetap tertinggal di tepian nusantara
"Apabila sudah diperbaiki maka akses transportasi darat melalui jalur Amfoang Barat Daya sudah bisa kembali berjalan normal. Mudah-mudahan tahun 2021 ada alokasi anggaran untuk perbaikan Jembatan Termanu," kata Martha.
Menurut dia, selain melalui jalur tengah, akses transportasi menuju wilayah Amfoang yang berbatasan dengan wilayah Oecusse Timor Leste bisa dilakukan melalui laut.