Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena berharap organisasi Uni Timor Aswain (Untas) dapat menjadi jembatan atau penghubung yang baik antara masyarakat NTT di perbatasan dengan masyarakat Timor Leste.
“Kami berharap UNTAS dapat menjadi organisasi yang bisa menjembatani antara potensi dan juga harapan serta kerja-kerja masyarakat Timor Leste yang ada di NTT,” katanya di Kupang, Minggu.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara Kongres Untas, salah satu komunitas warga-warga dari Timor Leste yang memilih bergabung dengan Indonesia saat jajak pendapat pada tahun 1999 lalu.
Dia mengatakan UNTAS juga diharapkan bisa menjadi penyambung suara pemerintah bagi warga di perbatasan khususnya dalam kasus perbatasan antara WNI dan warga Timor Leste di Desa Inbate Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) beberapa waktu lalu.
“Tak hanya di Inbate saja, namun juga kami harapkan di beberapa perbatasan lain yang berkonflik juga UNTAS bisa turut mengambil peran, meredakan agar tidak mengakibatkan masalah baru,” ujar dia.
Sementara itu Ketua UNTAS terpilih Fernando Jose Osorio Soares mengatakan pihaknya mendukung berbagai langka pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi di lokasi kejadian di Inbate.
“Ke depan UNTAS akan hadir melakukan komunikasi sosial di daerah perbatasan yang berkonflik, karena kami juga adalah keluarga besar Timor Timur, sehingga kami bisa melakukan komunikasi dengan pendekatan budaya dengan saudara-saudara kami di Timor Leste,” ujar dia.
Selain masalah perbatasan, dia juga mengatakan akan membantu pemerintah NTT menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan warga eks Timor Timur yang telah lama bergabung dengan Indonesia.

