Kupang (ANTARA) - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mendorong pengembangan agrowisata melalui budi daya tanaman hidroponik dalam rangka mendukung Labuan Bajo menjadi kawasan wisata super prioritas.
"Kami berencana mengembangkan kebun hidroponik untuk menopang sektor agrowisata melalui teknologi pertanian di Labuan Bajo, Manggarai Barat," kata Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Senin, (15/3).
Menurut Shana bertumbuhnya Labuan Bajo sebagai pusat pariwisata di NTT telah membuka pintu masuk bagi banyak sektor komoditas lain. Geliat pariwisata saat ini tidak sekadar bicara tentang hotel dan restoran, ataupun wisatawan dan pemandangan indah saja.
Pariwisata kini adalah pintu masuk, lokomotif utama perekonomian rakyat melalui banyak sektor dan dituntut untuk menopang, mendukung, dan menyangga keberadaannya sebagai sektor unggulan bangsa yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo tpada 2016 lalu.
"Pentingnya memenuhi standar kualitas pariwisata dari produk pertanian yang dihasilkan sehingga mampu bersaing untuk masuk ke dalam industri pariwisata Labuan Bajo," tambah dia.
Ia menyebutkan bahwa program awal pengembangan kebun hidroponik ini rencananya akan dimulai di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Di lokasi tersebut, BOPLBF akan membuka pelatihan untuk semua orang yang ini belajar bagaimana cara berkebun dengan teknik hidroponik.
"Masyarakat harus kami libatkan untuk menyambut geliat pariwisata itu sendiri. Salah satunya mendorong mereka agar mengerti berkebun hidroponik. Nah, di lokasi ini nantinya semua akan diajarkan secara detail dan praktik secara langsung," ujar Shana.
Kebun hidroponik ungkap Shana, salah satu strategi untuk menopang sektor agrowisata melalui teknologi pertanian di Labuan Bajo Manggarai Barat. Dari potensi inilah BOPLBF menangkap peluang itu, agar masyarakat di kabupaten mampu meraup keuntungan dari kebun contoh yang akan dibangun.
Menurut Shana, berkebun hidroponik merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting yang dapat mendukung sektor pariwisata. Kreativitas dan kemauan, tanaman hidroponik terbukti bisa dijadikan usaha yang menguntungkan, sekaligus mendukung gaya hidup sehat.
"Sangat penting memenuhi standar kualitas pariwisata, dari produk pertanian yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing masuk di industri pariwisata Labuan Bajo," ujar dia.
Baca juga: Desa Liang Ndara di Mabar resmi jadi desa wisata berkelanjutan
Baca juga: BOPLBF manfaatkan Gernas BBI kampanye Bangga Buatan Floratama
Dengan begitu masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo dikarenakan wisatawan menkonsumsi sayur-sayuran produksi dari masyarakat.
"Ketika masyarakat sudah bisa Mandiri berkebun sendiri, hasilnya kita bantu asistensi ke hotel, restoran, dan kapal, agar membeli dari produk-produk lokal yang dihasilkan oleh teman-teman di Manggarai Barat," ungkap Shana.
"Kami berencana mengembangkan kebun hidroponik untuk menopang sektor agrowisata melalui teknologi pertanian di Labuan Bajo, Manggarai Barat," kata Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Senin, (15/3).
Menurut Shana bertumbuhnya Labuan Bajo sebagai pusat pariwisata di NTT telah membuka pintu masuk bagi banyak sektor komoditas lain. Geliat pariwisata saat ini tidak sekadar bicara tentang hotel dan restoran, ataupun wisatawan dan pemandangan indah saja.
Pariwisata kini adalah pintu masuk, lokomotif utama perekonomian rakyat melalui banyak sektor dan dituntut untuk menopang, mendukung, dan menyangga keberadaannya sebagai sektor unggulan bangsa yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo tpada 2016 lalu.
"Pentingnya memenuhi standar kualitas pariwisata dari produk pertanian yang dihasilkan sehingga mampu bersaing untuk masuk ke dalam industri pariwisata Labuan Bajo," tambah dia.
Ia menyebutkan bahwa program awal pengembangan kebun hidroponik ini rencananya akan dimulai di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Di lokasi tersebut, BOPLBF akan membuka pelatihan untuk semua orang yang ini belajar bagaimana cara berkebun dengan teknik hidroponik.
"Masyarakat harus kami libatkan untuk menyambut geliat pariwisata itu sendiri. Salah satunya mendorong mereka agar mengerti berkebun hidroponik. Nah, di lokasi ini nantinya semua akan diajarkan secara detail dan praktik secara langsung," ujar Shana.
Kebun hidroponik ungkap Shana, salah satu strategi untuk menopang sektor agrowisata melalui teknologi pertanian di Labuan Bajo Manggarai Barat. Dari potensi inilah BOPLBF menangkap peluang itu, agar masyarakat di kabupaten mampu meraup keuntungan dari kebun contoh yang akan dibangun.
Menurut Shana, berkebun hidroponik merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting yang dapat mendukung sektor pariwisata. Kreativitas dan kemauan, tanaman hidroponik terbukti bisa dijadikan usaha yang menguntungkan, sekaligus mendukung gaya hidup sehat.
"Sangat penting memenuhi standar kualitas pariwisata, dari produk pertanian yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing masuk di industri pariwisata Labuan Bajo," ujar dia.
Baca juga: Desa Liang Ndara di Mabar resmi jadi desa wisata berkelanjutan
Baca juga: BOPLBF manfaatkan Gernas BBI kampanye Bangga Buatan Floratama
Dengan begitu masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo dikarenakan wisatawan menkonsumsi sayur-sayuran produksi dari masyarakat.
"Ketika masyarakat sudah bisa Mandiri berkebun sendiri, hasilnya kita bantu asistensi ke hotel, restoran, dan kapal, agar membeli dari produk-produk lokal yang dihasilkan oleh teman-teman di Manggarai Barat," ungkap Shana.