Yerusalem (ANTARA) - Dalam pemandangan yang sangat berbeda dari tahun lalu, Gereja Makam Suci Yerusalem dibuka untuk umum pada Minggu Palem (28/3).
Hal itu memungkinkan umat Kristiani untuk menghadiri misa pada awal Pekan Suci di situs di mana mereka percaya Yesus disalibkan dan bangkit dari kematian.
Dengan lebih dari setengah populasi Israel telah menerima dua dosis vaksin, pembatasan virus corona dilonggarkan untuk memungkinkan jemaat kecil berkumpul dengan tetap menjaga jarak.
Suasana perayaan tampak saat sejumlah umat Katolik Roma melewati pintu kayu besar gereja yang menjadi titik perhatian dari festival terpenting dalam kalender Kristen.
"Tahun lalu adalah Paskah yang menyedihkan, tanpa orang, pintu tertutup. Tahun ini jauh lebih baik, pintunya terbuka, kami tidak memiliki banyak orang tetapi kami merasa lebih berharap bahwa semuanya akan menjadi lebih baik," ujar Patriarkat Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, kepada Reuters ketika dia muncul dari gereja yang diapit oleh para ulama dan umat yang membawa daun palem.
"Pesan Paskah adalah hidup dan cinta, terlepas dari semua tanda kematian, corona, pandemi, apa pun, kami percaya pada kekuatan cinta dan kehidupan," kata Pizzaballa.
Di bawah pembatasan COVID-19 Israel, patriarkat itu kemudian memimpin jemaat yang mengenakan masker wajah dan memegang cabang pohon palem dan zaitun dalam prosesi Minggu Palem dari Bukit Zaitun ke Kota Tua.
Baca juga: Vatikan sebut gereja tak bisa berkati penyatuan sesama jenis
Baca juga: Paus Fransiskus: 10 tahun perang Suriah seharusnya dorong upaya perdamaian
Minggu Palem memperingati hari ketika Injil menyebut Yesus datang ke Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang-orang, hanya untuk disalibkan lima hari kemudian.
Tahun ini, umat Katolik Roma merayakan Paskah pada 4 April dan Kristen Ortodoks hampir sebulan kemudian, pada 2 Mei.
Sumber : Reuters
Hal itu memungkinkan umat Kristiani untuk menghadiri misa pada awal Pekan Suci di situs di mana mereka percaya Yesus disalibkan dan bangkit dari kematian.
Dengan lebih dari setengah populasi Israel telah menerima dua dosis vaksin, pembatasan virus corona dilonggarkan untuk memungkinkan jemaat kecil berkumpul dengan tetap menjaga jarak.
Suasana perayaan tampak saat sejumlah umat Katolik Roma melewati pintu kayu besar gereja yang menjadi titik perhatian dari festival terpenting dalam kalender Kristen.
"Tahun lalu adalah Paskah yang menyedihkan, tanpa orang, pintu tertutup. Tahun ini jauh lebih baik, pintunya terbuka, kami tidak memiliki banyak orang tetapi kami merasa lebih berharap bahwa semuanya akan menjadi lebih baik," ujar Patriarkat Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, kepada Reuters ketika dia muncul dari gereja yang diapit oleh para ulama dan umat yang membawa daun palem.
"Pesan Paskah adalah hidup dan cinta, terlepas dari semua tanda kematian, corona, pandemi, apa pun, kami percaya pada kekuatan cinta dan kehidupan," kata Pizzaballa.
Di bawah pembatasan COVID-19 Israel, patriarkat itu kemudian memimpin jemaat yang mengenakan masker wajah dan memegang cabang pohon palem dan zaitun dalam prosesi Minggu Palem dari Bukit Zaitun ke Kota Tua.
Baca juga: Vatikan sebut gereja tak bisa berkati penyatuan sesama jenis
Baca juga: Paus Fransiskus: 10 tahun perang Suriah seharusnya dorong upaya perdamaian
Minggu Palem memperingati hari ketika Injil menyebut Yesus datang ke Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang-orang, hanya untuk disalibkan lima hari kemudian.
Tahun ini, umat Katolik Roma merayakan Paskah pada 4 April dan Kristen Ortodoks hampir sebulan kemudian, pada 2 Mei.
Sumber : Reuters