Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong pemerintah untuk gerak cepat mengucurkan bantuan dan penanganan korban bencana banjir di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saya kira pemerintah perlu bergerak cepat memberikan edukasi untuk menangani korban bencana serta berkonsentrasi menangani infrastruktur yang rusak dan ketahanan pangan pasca-bencana," kata LaNyalla di Jakarta, Kamis, (8/4).
Dia menyoroti dua hal mendesak dalam penanganan bencana di NTT, yaitu terkait perbaikan infrastruktur dan ketahanan pangan pascabencana.
Menurut dia, hal yang mendesak lainnya adalah terkait hunian bagi para korban bencana.
"Bantuan dana untuk biaya sewa hunian dalam rangka pengendalian penyebaran COVID-19, sebaiknya diarahkan oleh pemerintah setempat, agar tidak simpang siur pada pelaksanaan teknisnya," tutur LaNyalla.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu juga mengapresiasi elemen-elemen masyarakat dan relawan yang telah turun memberikan bantuan secara massif.
"Pemerintah provinsi diharapkan segera berkoordinasi untuk menyiapkan data korban bersama semua unsur, sehingga penanganan bencana akan cepat dan efisien," ujar alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya bakal memberikan dana Rp500 ribu untuk tiap keluarga korban bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dana tersebut, kata Doni, diberikan untuk menyewa rumah keluarga terdekat sebagai hunian sementara. Pemberian dana bantuan ini juga sebagai upaya mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di lokasi pengungsian.
Sejumlah wilayah di NTT terdampak bencana akibat cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh siklon tropis Seroja sejak Minggu (4/4). Data BNBP hingga Rabu (7/4) malam total korban jiwa di beberapa kabupaten dan kota terdampak berjumlah 138 jiwa. Rincian korban meninggal dunia tersebut, yaitu Kabupaten Flores Timur 67 jiwa, Lembata 32, Alor 25, Kupang 5, Malaka 4, Sabu 2, Ngada 1, Ende 1 dan Kota Kupang 1.
Sementara korban hilang, total dari laporan pertemuan koordinasi berjumlah 61 jiwa dengan rincian Kabupaten Lembata 35, Alor 20 dan Flores Timur 6.
Untuk kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 688 unit, rusak sedang 272 dan rusak ringan 154.
Baca juga: Anjing pelacak dukung pencarian korban bencana Adonara dan Lembata
"Saya kira pemerintah perlu bergerak cepat memberikan edukasi untuk menangani korban bencana serta berkonsentrasi menangani infrastruktur yang rusak dan ketahanan pangan pasca-bencana," kata LaNyalla di Jakarta, Kamis, (8/4).
Dia menyoroti dua hal mendesak dalam penanganan bencana di NTT, yaitu terkait perbaikan infrastruktur dan ketahanan pangan pascabencana.
Menurut dia, hal yang mendesak lainnya adalah terkait hunian bagi para korban bencana.
"Bantuan dana untuk biaya sewa hunian dalam rangka pengendalian penyebaran COVID-19, sebaiknya diarahkan oleh pemerintah setempat, agar tidak simpang siur pada pelaksanaan teknisnya," tutur LaNyalla.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu juga mengapresiasi elemen-elemen masyarakat dan relawan yang telah turun memberikan bantuan secara massif.
"Pemerintah provinsi diharapkan segera berkoordinasi untuk menyiapkan data korban bersama semua unsur, sehingga penanganan bencana akan cepat dan efisien," ujar alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya bakal memberikan dana Rp500 ribu untuk tiap keluarga korban bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dana tersebut, kata Doni, diberikan untuk menyewa rumah keluarga terdekat sebagai hunian sementara. Pemberian dana bantuan ini juga sebagai upaya mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di lokasi pengungsian.
Sejumlah wilayah di NTT terdampak bencana akibat cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh siklon tropis Seroja sejak Minggu (4/4). Data BNBP hingga Rabu (7/4) malam total korban jiwa di beberapa kabupaten dan kota terdampak berjumlah 138 jiwa. Rincian korban meninggal dunia tersebut, yaitu Kabupaten Flores Timur 67 jiwa, Lembata 32, Alor 25, Kupang 5, Malaka 4, Sabu 2, Ngada 1, Ende 1 dan Kota Kupang 1.
Sementara korban hilang, total dari laporan pertemuan koordinasi berjumlah 61 jiwa dengan rincian Kabupaten Lembata 35, Alor 20 dan Flores Timur 6.
Untuk kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 688 unit, rusak sedang 272 dan rusak ringan 154.
Baca juga: Anjing pelacak dukung pencarian korban bencana Adonara dan Lembata