Kupang (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat Kabupaten Manggarai Barat mendominasi realisasi nilai investasi di NTT pada 2020 mencapai senilai Rp1,7 triliun.
"Investasi yang masuk ke Manggarai Barat ini terutama di sektor pariwisata serta infrastruktur kelistrikan," kata Kepala Dinas PMD-PTSP NTT Marsianus Djawa kepada Antara di Kupang, Rabu, (28/4).
Ia menjelaskan Manggarai Barat mencatat nilai investasi lebih besar senilai Rp1,7 triliun dibandingkan dengan 21 kabupaten/kota lain di NTT sebagai dampak dari perkembangan sektor pariwisata yang menggeliat di daerah itu.
Wilayah kabupaten yang berada di bagian paling barat Pulau Flores itu memiliki destinasi wisata Taman Nasional Komodo yang telah mendunia serta Labuan Bajo yang sedang ditata menuju daerah wisata super premium.
"Jadi investasi perhotelan, resort, mulai marak di sana, selain itu berbagai infrastruktur seperti kelistrikan dan sebagainya juga digenjot," katanya.
Marsianus menjelaskan, selain Manggarai Barat, realisasi investasi terbesar diikuti Kabupaten Sumba Timur senilai Rp1,59 triliun yang diantarnya berupa investasi pabrik tebu di daerah itu.
Selanjutnya disusul Kota Kupang, ibu kota provinsi NTT dengan realisasi investasi senilai Rp1,4 triliun.
Secara keseluruhan, kata dia nilai investasi di NTT yang terealisasi selama Januari-Desember 2020 mencapai senilai Rp4,2 triliun yang didominasi penanaman modal dalam negeri sebesar Rp3,9 triliun dan sisanya penanaman modal asing.
Baca juga: Perusahaan Korea Selatan bangun PLTMH di Flores
Baca juga: Realisasi investasi di NTT Januari-Maret 2021 capai Rp1,013 triliun
Marsianus mengatakan pemerintah provinsi terus mendorong peningkatan investasi untuk mewujudkan kemajuan daerah serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu sejumlah strategi disiapkan seperti memberikan insentif dan kemudahan berusaha sesuai regulasi yang ada hingga membebaskan biaya pengurusan izin.
Selain itu, melakukan promosi potensi dan peluang investasi dalam berbagai kesempatan maupun memberikan akses permodalan kepada usaha mikro kecil menengah bekerjasama dengan industri perbankan di daerah, kata Marsianus.
"Investasi yang masuk ke Manggarai Barat ini terutama di sektor pariwisata serta infrastruktur kelistrikan," kata Kepala Dinas PMD-PTSP NTT Marsianus Djawa kepada Antara di Kupang, Rabu, (28/4).
Ia menjelaskan Manggarai Barat mencatat nilai investasi lebih besar senilai Rp1,7 triliun dibandingkan dengan 21 kabupaten/kota lain di NTT sebagai dampak dari perkembangan sektor pariwisata yang menggeliat di daerah itu.
Wilayah kabupaten yang berada di bagian paling barat Pulau Flores itu memiliki destinasi wisata Taman Nasional Komodo yang telah mendunia serta Labuan Bajo yang sedang ditata menuju daerah wisata super premium.
"Jadi investasi perhotelan, resort, mulai marak di sana, selain itu berbagai infrastruktur seperti kelistrikan dan sebagainya juga digenjot," katanya.
Marsianus menjelaskan, selain Manggarai Barat, realisasi investasi terbesar diikuti Kabupaten Sumba Timur senilai Rp1,59 triliun yang diantarnya berupa investasi pabrik tebu di daerah itu.
Selanjutnya disusul Kota Kupang, ibu kota provinsi NTT dengan realisasi investasi senilai Rp1,4 triliun.
Secara keseluruhan, kata dia nilai investasi di NTT yang terealisasi selama Januari-Desember 2020 mencapai senilai Rp4,2 triliun yang didominasi penanaman modal dalam negeri sebesar Rp3,9 triliun dan sisanya penanaman modal asing.
Baca juga: Perusahaan Korea Selatan bangun PLTMH di Flores
Baca juga: Realisasi investasi di NTT Januari-Maret 2021 capai Rp1,013 triliun
Marsianus mengatakan pemerintah provinsi terus mendorong peningkatan investasi untuk mewujudkan kemajuan daerah serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu sejumlah strategi disiapkan seperti memberikan insentif dan kemudahan berusaha sesuai regulasi yang ada hingga membebaskan biaya pengurusan izin.
Selain itu, melakukan promosi potensi dan peluang investasi dalam berbagai kesempatan maupun memberikan akses permodalan kepada usaha mikro kecil menengah bekerjasama dengan industri perbankan di daerah, kata Marsianus.