Kupang (Antara NTT) - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur dari F-PDI Perjuangan Yunus Takandewa mengecam tindakan kriminilatis di tempat wisata sebagai tindakan yang tidak manusiawi.

"Sangat disayangkan. kriminalitas di tempat wisata sangat tidak manusiawi. Para pelancong tentunya sangat merasa terganggu dan trauma," kata anggota DPRD NTT dari daerah pemilihan Pulau Sumba itu kepada Antara di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan insiden perampokan sepeda motor kepada salah seorang pengunjung obyek wisata pekan lalu di Kabupaten Sumba Barat Daya, pulau Sumba.

Martha Killa Ghoba dalam laman facebook mengisahkan kejadian yang mengerikan saat berwisata bersama adik perempuannya di Pantai Ratenggaro, Desa Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo, pada Kamis (16/11).

Saat sedang menikmati keindahan Pantai Ratenggaro sambil selfie, dia dihampiri dua pemuda. Kedua pemuda yang tidak dikenalnya itu langsung menodong parang di lehernya.

Mereka merampas sepeda motor dan handphone (HP) merek OPPO A37 miliknya. Peristiwa yang dialaminya dishare lewat akun Facebook Martha Killa Ghoba.

Yunus Takandewa mengatakan, tindakan kriminalisasi ditempat wisata dapat memberikan efek buruk terhadap dunia pariwisata NTT, yang saat ini sedang berkembang ke arah yang lebih baik.

"Sangat tidak manusiawi, apalagi pada yang sama pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini Gubernur Frans Lebu Raya telah meletakkan pariwisata sebagai program strategis guna memompa pergerakan ekonomi usaha kecil dan menengah, sekaligus bagi usaha perhotelan dan rumah makan," katanya.

"Kejadian ini sungguh sangat memalukan dan kami meminta semua pihak untuk dengan sadar menjamin aspek keamanan di lokasi wisata," kata anggota Komisi V DPRD NTT dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Dia juga meminta para pengelola pariwisata agar masyarakat di sekitar lokasi obyek wisata benar-benar dilibatkan dan memberikan pemahaman tentang `sense of tourism`.

Masyarakat harus menjadikan tamu sebagai sahabat dalam mempromosikan seluruh aspek potensi alam, budaya dan kehidupan sosial masyarakat, katanya menambahkan. 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024