Kupang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah produksi jagung yang dikembangkan melalui program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) mencapai 16.091 ton.
"Capaian produksi jagung ini merupakan data sementara dari lapangan untuk musim tanam Oktober 2020-Maret 2021," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli kepada Antara di Kupang, Senin, (14/6).
Produksi jagung sebanyak 16.000-an ton ini, kata dia dipanen pada lahan tanam seluas 8.000 hektare yang tersebar di beberapa kabupaten yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka.
Selain itu Kabupaten Sikka, Nagekeo, Manggarai Timur, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.
"Hasil produksi jagung ini untuk sementara dan akan terus bergerak karena petugas kita masih mendata di lapangan," katanya.
Lecky Koli mengatakan dari hasil produksi ini pihaknya mencatat sekitar 3.000 ton jagung sudah terjual yang hasilnya dijadikan modal untuk membeli ternak seperti ayam, kambing, babi, sapi.
Baca juga: NTT targetkan produksi jagung 33 ribu ton lewat program TJPS
"Jadi ini untuk mendukung ketahanan pangan kita, ketika jagung mereka habis, petani masih punya ternak yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan selanjutnya pada musim tanam April-September 2021 ini, pihaknya mendapat alokasi penanaman jagung seluas 5.000 hektare.
Baca juga: NTT sediakan 109 traktor dukung program TJPS
Sebagian besar daerah, kata dia juga sudah mulai menanam jagung seperti di Belu, Malaka, Manggarai Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur.
Sementara itu beberapa daerah juga sedang dalam persiapan penanaman sehingga ia berharap bisa dikerjakan dengan baik agar memperoleh hasil yang maksimal untuk mendukung ketahanan pangan di NTT.
"Capaian produksi jagung ini merupakan data sementara dari lapangan untuk musim tanam Oktober 2020-Maret 2021," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli kepada Antara di Kupang, Senin, (14/6).
Produksi jagung sebanyak 16.000-an ton ini, kata dia dipanen pada lahan tanam seluas 8.000 hektare yang tersebar di beberapa kabupaten yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka.
Selain itu Kabupaten Sikka, Nagekeo, Manggarai Timur, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.
"Hasil produksi jagung ini untuk sementara dan akan terus bergerak karena petugas kita masih mendata di lapangan," katanya.
Lecky Koli mengatakan dari hasil produksi ini pihaknya mencatat sekitar 3.000 ton jagung sudah terjual yang hasilnya dijadikan modal untuk membeli ternak seperti ayam, kambing, babi, sapi.
Baca juga: NTT targetkan produksi jagung 33 ribu ton lewat program TJPS
"Jadi ini untuk mendukung ketahanan pangan kita, ketika jagung mereka habis, petani masih punya ternak yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan selanjutnya pada musim tanam April-September 2021 ini, pihaknya mendapat alokasi penanaman jagung seluas 5.000 hektare.
Baca juga: NTT sediakan 109 traktor dukung program TJPS
Sebagian besar daerah, kata dia juga sudah mulai menanam jagung seperti di Belu, Malaka, Manggarai Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur.
Sementara itu beberapa daerah juga sedang dalam persiapan penanaman sehingga ia berharap bisa dikerjakan dengan baik agar memperoleh hasil yang maksimal untuk mendukung ketahanan pangan di NTT.